Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Taman buaya terbesar di India memiliki sedikitnya waktu empat bulan sebelum kehabisan dana untuk memberi makan hewan, membayar staf, dan melakukan penelitian, karena pendapatan tiket menyusut selama lockdown virus corona, kata pejabat taman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penjualan tahunan sekitar 5 juta tiket biasanya menghasilkan sekitar setengah dari pendapatan taman buaya Madras Crocodile Bank, yang terletak sekitar 40 km dari kota selatan Chennai, tetapi telah ditutup sejak 16 Maret, tanpa diketahui kapan taman akan dibuka kembali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut laporan Reuters, 10 Agustus 2020, lockdown selama musim liburan musim panas menelan biaya sekitar 14 juta rupee (Rp 2,7 miliar) karena pengunjung turun hampir 2,5 juta, kata Allwin Jesudasan, direktur Madras Crocodile Bank.
"Situasi pendanaan kami saat ini akan memungkinkan kami untuk tetap berfungsi selama tiga atau empat bulan lagi," katanya.
Taman buaya Madras Crocodile Bank berdiri pada 1976 oleh ahli ular kelahiran Amerika Romulus Whitaker di atas lahan 3,44 hektar.
Taman buaya ini adalah rumah bagi lebih dari 2.000 buaya dan aligator, serta reptil lain seperti kura-kura, kura-kura, kadal, dan ular.
"Staf senior kami merelakan gajinya dipotong 10% hingga 50% dan kami telah mengurangi kegiatan kami hanya pada kegiatan-kegiatan kritis," kata pihak taman dalam laman permohonan donasi di situs webnya.
Tetapi masa depan staf dan hewan tidak segera jelas setelah dana habis.
Madras Crocodile Bank Trust dan Center for Herpetology, yang telah membiakkan lebih dari 5.000 buaya sejak berdiri, menampung 14 dari 23 spesies buaya, yang mana tiga di antaranya terancam punah.