Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Tentara Turun ke Jalan, Ada Kudeta di Burkina Faso?

Tembakan keras terdengar dari kamp militer utama dan beberapa daerah pemukiman di ibukota Burkina Faso, diduga karena ada kudeta

30 September 2022 | 17.00 WIB

Penguasa militer baru Burkina Faso, Letnan Kolonel Paul-Henri Damiba,  27 Januari 2022, dalam tangkapan layar yang diambil dari video. REUTERS TV melalui REUTERS/File Foto
Perbesar
Penguasa militer baru Burkina Faso, Letnan Kolonel Paul-Henri Damiba, 27 Januari 2022, dalam tangkapan layar yang diambil dari video. REUTERS TV melalui REUTERS/File Foto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Tembakan keras terdengar dari kamp militer utama dan beberapa daerah pemukiman di ibukota Burkina Faso dan ledakan besar terdengar di dekat istana presiden, Jumat, 30 September 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Belum jelas apakah ini merupakan upaya kudeta, tetapi selintas memiliki ciri-ciri perebutan kekuasaan yang telah melanda negara di Afrika Barat dan Tengah selama dua tahun terakhir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tentara terlihat siaga di sepanjang jalan menuju istana kepresidenan dan memblokir akses ke gedung-gedung pemerintahan dan televisi nasional, yang telah berhenti mengudara, demikian dilaporkan Reuters.

Sejauh ini belum ada pernyataan dari juru bicara pemerintah.
 
Sebuah junta militer yang dipimpin oleh Kolonel Paul-Henri Sandaogo Damiba mengambil alih kekuasaan di Burkina Faso dalam kudeta pada 24 Januari 2022.

Pengambilalihan itu sebagian besar dirayakan oleh warga sipil anti-pemerintahan sipil Presiden Roch Kabore karena tidak mampu mengendalikan kelompok gerilyawan Islam yang telah membunuh ribuan warga sipil dalam beberapa tahun terakhir dan mengambil alih sebagian besar wilayah utara dan timur.

Dalam pernyataan pertamanya setelah kudeta Januari, Damiba, yang sering terlihat di depan umum dengan seragam militer dan kacamata hitam, berjanji untuk memulihkan keamanan.

Namun kondisi keamanan di negara miskin Afrika Barat itu memburuk dan tentara berada dalam kekacauan. Angkatan bersenjata, yang semula mendukukung Damiba, telah menjadi frustrasi karena kurangnya kemajuan, kata sumber keamanan.

Minggu ini, penyerang tak dikenal membunuh 11 tentara dalam serangan terhadap konvoi 150 kendaraan yang membawa pasokan ke sebuah kota di Burkina Faso utara. Lima puluh warga sipil hilang. 
 
Militan telah memblokade daerah utara, membuat masyarakat terisolasi. Konvoi pemerintah itu sedang mengirimkan barang-barang kebu8tuhan pokok untuk warga sipil yang terperangkap.

Sementara itu, banyak kota dan kota kecil yang tidak dikepung mengalami peningkatan jumlah penduduk karena kedatangan pengungsi. Kekeringan telah menyebabkan tingginya tingkat malnutrisi.

Protes terhadap militer muncul di kota-kota di seluruh Burkina Faso minggu ini.

Sebagian besar negara menjadi tidak terkendali sejak 2018. Jutaan orang meninggalkan rumah mereka, takut akan serangan kelompok bersenjata yang sering turun ke pedesaan dengan sepeda motor. Ribuan orang tewas dalam serangan.

Burkina Faso menjadi pusat kekerasan yang dimulai di negara tetangga Mali pada tahun 2012 tetapi sejak itu menyebar ke wilayah Sahel yang gersang di selatan Gurun Sahara.

Selain Burkina Faso,  Mali, Chad, dan Guinea semuanya telah mengalami kudeta sejak 2020, meningkatkan kekhawatiran tentang kemunduran terhadap pemerintahan militer di kawasan yang telah membuat kemajuan demokrasi dalam beberapa dekade terakhir.

Reuters

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus