Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Washington - Setumpuk surat cinta milik mantan Presiden Barack Obama semasa remaja diungkap ke publik. Surat yang berjumlah sembilan buah dengan lebih dari 30 lembar itu memuat curahan hati presiden ke 44 Amerika itu seputar ras, pelajaran kuliah dan uang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca:Jokowi Menjamu Obama Makan Siang di Resto Ini
Seperti yang dilansir Daily Mail pada 19 Oktober 2017, surat-surat itu ditulis antara 1982 dan 1984, lima tahun sebelum kencan pertama Obama dengan istrinya saat ini Michelle.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pada masa itu, Obama masih berstatus mahasiswa di Columbia University di kota New York, sempat berpergian ke Indonesia dan akhirnya bekerja di sebuah perusahaan bernama Business International Corporation.
Di salah satu suratnya, Obama menulis: "Saya percaya kamu tahu saya merindukanmu, bahwa perhatian saya kepada kamu seluas udara, kepercayaan saya terhadapmu sedalam laut, cintaku besar dan berlimpah."
Itu ditandatangani: "Cinta, Barack."
Tapi hubungan jarak jauh ini tidak bertahan lama. Pada tahun 1983, dia mengatakan kepada McNear: "Saya sering memikirkan kamu, meskipun saya masih bingung dengan perasaan saya."
"Sepertinya kita menginginkan apa yang tidak dapat kita miliki, itu mengikat kita, itu juga yang membuat kita terpisah."
Beberapa surat ini menunjukkan perjuangan awal hidupnya sebagai mahasiswa dan membahas pekerjaan yang tidak terlalu dia sukai karena gajinya dianggap kecil.
Di satu surat, Obama menulis tentang teman-temannya yang bersiap untuk menetap atau mengambil alih bisnis keluarga. Pada Februari 1983, dia bertanya-tanya tentang gagasan perlawanan terhadap rasisme, yang terjadi di tengah masyarakat.
Obama juga menyinggung tentang Indonesia dalam surat itu.
Setelah lulus kuliah di fakultas hukum pada tahun 1983, dia sempat kembali ke Indonesia namun mendapati bahwa dia tidak lagi diterima di sini. "Saya tidak dapat berbicara bahasa Indonesia lagi," katanya dalam suratnya.
"Saya diperlakukan dengan kikuk dan dicemooh karena saya orang Amerika. Saya pun kembali ke AS."
Dan ada tanda-tanda lain dalam tulisannya mengenai bakal menjadi apa dia nantinya. Dalam sebuah surat 1984 kepada Alexandra, dia merenungkan apa yang bisa dia lakukan jika memiliki lebih banyak pengaruh.
"Gagasan saya tidak mengkristal seperti saat di sekolah, tapi ini mungkin lebih bermanfaat karena saya lebih banyak mengamati dan lebih banyak pengikut," tulis Obama.
Surat-surat Presiden masa depan itu ditulis dengan kombinasi kursif dan 'Dear Alex' yang dicetak. Emory University memiliki surat-surat itu sejak 2014 namun baru dipublikasikan sekarang.
Obama menuliskannya surat-suratnya ini menggunakan kertas koran berwarna kuning dan putih. Ada juga surat yang dikirim dalam amplop dengan label Business International Money.
DAILY MAIL|ABC NEWS|YON DEMA