Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Top 3 Dunia: Korea Selatan Tak Mau Ikut Campur Urusan Taiwan dengan Amerika

Top 3 dunia pada 28 September 2022, di urutan pertama berita tentang keputusan Presiden Yoon Suk-yeol yang tidak mau terlibat dalam urusan Taiwan

29 September 2022 | 06.00 WIB

Presiden Korea Selatan,  Yoon Suk-yeol. REUTERS
Perbesar
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol. REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 dunia pada 28 September 2022, di urutan pertama berita tentang keputusan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol yang tidak mau terlibat dalam urusan Amerika, Taiwan dengan Cina. Bagi Presiden Yoon, prioritasnya saat ini adalah meningkatkan kemampuan dalam menghadap naiknya konflik melawan Korea Utara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seoul harus menempatkan prioritasnya dengan Amerika lebih tingggi ketimbang dengan Taipe. Dia menyarankan sekitar 28.500 tentara di Korea Selatan tidak seharusnya dialihkan untuk berperang di Taiwan

 

Di urutan kedua top 3 dunia adalah berita tentang  mantan ratu kecantikan Myanmar  dan aktivis anti-junta, Thaw Nandar Aung, alias Han Lay, yang akhirnya diberikan suaka di Kanada setelah terkatung-katung di bandara Thailand karena kesulitan imigrasi.

 

Berikut top 3 dunia selengkapnya:    

 

1.Korea Selatan Tak Mau Ikut Campur Urusan Taiwan

 

Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol memperlihatkan keragu-raguan untuk membantu Amerika Serikat dalam membela Taiwan melawan Cina. Yoon beralasan militer Korea Selatan dan Amerika Serikat yang ditempatkan di Semenanjung Korea perlu fokus pada peningkatan kemampuan menghadapi naiknya konflik melawan Korea Utara.

“Dalam kasus konflik militer sekitar Taiwan, akan ada juga peningkatan kemungkinan provokasi dari Korea Utara,” kata Presiden Yoon dalam wawancara dengan CNN, yang dipublikasi pada Minggu, 25 September 2022.

Yoon menegaskan prioritas Korea dan aliansi Korea-Amerika adalah Semenanjung Korea, dimana hal ini berdasarkan upaya kedua negara meningkatkan sektor pertahanan. Dengan begitu, Yoon ingin fokus lebih dulu menghadapi ancaman Korea Utara.   

Baca selengkapnya di sini

 

2.Sempat Terlunta-lunta di Thailand, Ratu Kecantikan Myanmar Dapat Suaka di Kanada

 

Mantan ratu kecantikan Myanmar dan aktivis anti-junta, Thaw Nandar Aung, alias Han Lay akhirnya diberikan suaka di Kanada. Dia sempat terdampar di bandara Thailand karena kesulitan imigrasi.

Thai PBS World mewartakan, Han Lay akan meninggalkan Suvarnabhumi, Thailand pada Selasa 27 September 2022, menuju ke Incheon, Korea Selatan, terlebih dahulu dan kemudian ke Toronto, Kanada.

Wanita berusia 23 tahun itu telah terdampar sejak 21 September di Thailand. Pihak berwenang Myanmar dilaporkan berniat untuk memulangkannya, tetapi dia tidak dapat dikirim kembali secara paksa.

Sejauh ini tidak ada konfirmasi yang diberikan oleh administrasi militer di Myanmar mengenai apakah paspornya telah dicabut.

Militer Myanmar mengeluarkan surat perintah penangkapan Han Lay setelah dia berbicara menentang junta saat di atas panggung. Saat itu ia tengah menjadi salah satu dari 20 finalis dalam kontes kecantikan Miss Grand International 2020.

Baca selengkapnya di sini

 

Pendukung Taliban membentangkan bendera Imarah Islam Afghanistan saat peringatan setahun berkuasa, di jalanan Kabul, Afghanistan, 15 Agustus 2022. REUTERS/Ali Khara

3.Rusia Beri Diskon Besar-besaran Bensin hingga Gandum untuk Taliban

Taliban menandatangani kesepakatan sementara dengan Rusia untuk memasok bensin, solar, gas dan gandum ke Afghanistan. Hal ini diutarakan oleh Penjabat Menteri Perdagangan dan Industri Afghanistan Haji Nooruddin Azizi yang dilansir dari Reuters, Rabu, 28 September 2022.

Azizi mengatakan kementeriannya sedang bekerja untuk mendiversifikasi mitra dagangnya. Rusia telah menawarkan diskon kepada pemerintah Taliban untuk harga komoditas global rata-rata.

Kesepakatan itu adalah transaksi internasional pertama yang dilakukan oleh Taliban sejak berkuasa kembali di Afghanistan lebih dari setahun yang lalu. Kesepakatan itu dapat membantu meringankan isolasi gerakan Islam yang secara efektif memutusnya dari sistem perbankan global.

Tidak ada negara yang secara resmi mengakui kelompok Taliban yang melakukan pemberontakan selama 20 tahun melawan pasukan Barat dan sekutu lokal di Afghanistan sebelum menyerbu ke Kabul saat pasukan AS mundur. Para diplomat Barat mengatakan Taliban perlu mengubah arahnya pada hak asasi manusia, khususnya perempuan. Taliban juga harus membuktikan bahwa mereka telah memutuskan hubungan dengan kelompok-kelompok militan internasional untuk mendapatkan pengakuan formal.

Baca selengkapnya di sini

 

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.          

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus