Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Berita top 3 dunia kemarin dimulai dari NATO yang akhirnya mengirimkan tentara untuk membantu Ukraina. Berita top 3 dunia lainnya adalah isi pidato lengkap Vladimir Putin sebelum Rusia invasi Ukraina. Berita terakhir adalah eks Presiden Ukraina yang menyebut Putin gila karena melancarkan serangan. Berikut adalah berita selengkapnya:
1. NATO Kirim Ribuan Pasukan Siap Tempur ke Dekat Ukraina
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO akhirnya menyatakan akan mengirim pasukan ke negara dekat Ukraina. Setelah Rusia invasi Ukraina, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan lembaga itu akan mengerahkan ribuan pasukan siap tempur. Selain itu NATO akan mengirim senjata ke Ukraina termasuk pertahanan udara setelah serangan Rusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Stoltenberg mengatakan NATO mengerahkan elemen pasukan respons cepatnya yang terdiri dari pasukan darat, udara, maritim dan operasi khusus di wilayah sekutu.
Menurut Stoltenberg, beberapa dari 30 anggota NATO juga mengumumkan jenis senjata yang akan disuplai setelah Rusia serang Ukraina. Namun ia tak merinci secara spesifik.
“Sekutu sangat berkomitmen untuk terus memberikan dukungan. Kami sekarang mengerahkan pasukan respons NATO untuk pertama kalinya dalam konteks pertahanan kolektif,” katanya.
“Tidak boleh ada ruang untuk salah perhitungan atau kesalahpahaman. Kami akan melakukan apa yang diperlukan untuk melindungi dan mempertahankan setiap sekutu, dan setiap inci wilayah NATO.”
Pasukan Respons NATO berjumlah hingga 40.000 tentara. Namun menurut Stoltenberg, NATO tidak akan mengerahkan seluruh pasukan. Bagian dari unit ujung tombak juga akan dikirim ke Ukraina.
Pengumuman itu muncul setelah anggota NATO, mulai dari Estonia hingga Bulgaria mendesak sesi konsultasi di tengah kekhawatiran mereka terhadap Rusia invasi Ukraina.
“Kami akan terus mengambil semua tindakan dan keputusan yang diperlukan untuk memastikan keamanan dan pertahanan semua sekutu,” kata para pemimpin dalam sebuah pernyataan. “Kami akan melakukan semua pengerahan yang diperlukan untuk memastikan pencegahan dan pertahanan yang kuat dan kredibel di seluruh aliansi, sekarang dan di masa depan.”
Beberapa dari 30 negara anggota NATO memasok senjata, amunisi, dan peralatan lainnya ke Ukraina. Namun sebagai organisasi NATO tidak akan melancarkan aksi militer untuk mendukung mendukung Ukraina, yang merupakan mitra dekat tetapi tidak memiliki prospek yang jelas untuk bergabung.
Beberapa hari setelah Rusia invasi Ukraina, ribuan warga mulai menyeberang ke negara-negara tetangga di Barat mulai Jumat akibat perang. Sebab pria berusia wajib militer Ukraina dilarang meninggalkan negara itu. Sebagian besar dari mereka yang melintasi perbatasan adalah wanita, anak-anak, dan orang tua.
2. Pidato Lengkap Putin Sebelum Serang Ukraina: Singgung Kebohongan AS dan Barat
Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan alasannya sebelum melancarkan operasi militer di Ukraina. Alasan itu diungkapkan dalam pidato lengkap pada Kamis, 24 Februari 2022.
Dalam pidato tersebut, Putin menyinggung tentang Amerika Serikat yang gemar berbohong. Di antaranya saat AS melakukan invasi ke Irak dengan alasan adanya senjata pemusnah massal. "Sebagai buktinya, di depan umum, di depan mata seluruh dunia, Menteri Luar Negeri AS mengguncang semacam tabung reaksi dengan bubuk putih, meyakinkan semua orang bahwa ini adalah senjata kimia yang sedang dikembangkan di Irak. Dan kemudian ternyata semua ini adalah tipuan, gertakan, tidak ada senjata kimia di Irak," ujar Putin.
Ihwal Rusia invasi Ukraina, Putin mengatakan hal itu dilakukan untuk melindungi rakyat Rusia. Berikut isi pidato lengkap Putin seperti dikutip dari Al Jazeera:
Warga Rusia yang terhormat! Teman-teman!
Hari ini, saya sekali lagi menganggap perlu untuk kembali ke peristiwa tragis yang terjadi di Donbas dan masalah utama untuk memastikan keamanan Rusia. Mari saya mulai dengan apa yang saya katakan dalam pidato saya tanggal 21 Februari. Saya mengacu pada apa yang menyebabkan kekhawatiran dan kecemasan khusus bagi kita – ancaman mendasar terhadap negara kita dari tahun ke tahun, langkah demi langkah, secara ofensif dan tanpa basa-basi diciptakan oleh politisi yang tidak bertanggung jawab di Barat.
Saya mengacu pada perluasan NATO ke timur, memindahkan infrastruktur militernya lebih dekat ke perbatasan Rusia. Diketahui bahwa selama 30 tahun kami dengan gigih dan sabar berusaha mencapai kesepakatan dengan negara-negara NATO tentang prinsip-prinsip keamanan yang setara dan tidak dapat diganggu gugat di Eropa. Menanggapi proposal kami, kami terus-menerus menghadapi penipuan dan kebohongan yang sinis, atau upaya untuk menekan dan memeras. Sementara NATO, terlepas dari semua protes dan kekhawatiran kami, terus berkembang dengan mantap. Mesin perang sedang bergerak dan, saya ulangi, itu mendekati perbatasan kita.
Setelah runtuhnya Uni Soviet, penataan kembali dunia dimulai, dan norma-norma hukum internasional yang telah dikembangkan – kuncinya, yang dasar diadopsi setelah Perang Dunia II dan sebagian besar mengkonsolidasikan hasilnya – mulai masuk cara memproklamirkan diri sebagai pemenang Perang Dingin.
Tentu saja, dalam kehidupan praktis, dalam hubungan internasional dan aturan yang mengaturnya, perlu memperhitungkan perubahan keadaan di dunia dan keseimbangan kekuasaan. Ini seharusnya dilakukan secara profesional, lancar, sabar, dengan mempertimbangkan dan menghormati kepentingan semua negara dan memahami tanggung jawab sendiri. Tapi tidak, euforia karena memiliki superioritas mutlak, semacam absolutisme modern, dan rendahnya budaya umum dan arogansi para pembuat keputusan (menyebabkan) keputusan yang disiapkan, diadopsi, dan dijalankan yang hanya bermanfaat bagi diri mereka sendiri. Situasi mulai berkembang sesuai dengan skenario yang berbeda.
Tidak perlu jauh-jauh mencari contoh. Pertama, tanpa persetujuan dari Dewan Keamanan PBB, mereka melakukan operasi militer berdarah terhadap Beograd, menggunakan pesawat dan rudal tepat di pusat Eropa. (Mereka melakukan) pengeboman selama beberapa minggu, terus menerus terhadap kota-kota dan infrastruktur penting. Kita harus mengingat fakta-fakta ini, karena beberapa rekan Barat tidak suka mengingat peristiwa-peristiwa itu, dan ketika kita membicarakannya, mereka lebih suka tidak menunjuk pada norma-norma hukum internasional, tetapi pada keadaan yang mereka tafsirkan sesuai keinginan mereka.
Kemudian tiba giliran Irak, Libya, Suriah. Penggunaan kekuatan militer yang tidak sah terhadap Libya, memutarbalikkan semua keputusan yang diambil oleh Dewan Keamanan PBB tentang masalah Libya menyebabkan kehancuran total negara, munculnya sarang utama terorisme internasional, bencana kemanusiaan dan perang saudara yang belum berakhir sampai hari ini. Tragedi, yang menimpa ratusan ribu, jutaan orang tidak hanya di Libya, tetapi di seluruh wilayah ini, memunculkan gelombang migrasi besar-besaran dari Afrika Utara dan Timur Tengah ke Eropa.
Mereka memastikan nasib yang sama untuk Suriah. Kegiatan militer koalisi Barat di wilayah negara ini tanpa persetujuan pemerintah Suriah atau persetujuan Dewan Keamanan PBB tidak lain adalah agresi, intervensi.
Baca di sini selengkapnya.
3. Eks Presiden Ukraina Tenteng Senapan Kalashnikov, Sebut Putin Sudah Gila
Mantan Presiden Ukraina Petro Poroshenko turun ke jalan dengan menenteng senapan laras panjang Kalashnikov. Ia dikelilingi pasukan pertahanan pada Jumat, 25 Februari 2022.
Ia menyatakan siap membela Ukraina dari serangan Rusia. "Semua orang harus mengerti, (Presiden Rusia) Putin menyatakan perang bukan untuk Ukraina. Putin menyatakan perang ke seluruh dunia," katanya.
Dia juga menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin sangat gila. "Dia gila. Dia jahat datang ke sini untuk membunuh orang Ukraina," kata Poroshenko.
Poroshenko mengatakan batalionnya berjarak sekitar 2-3 kilometer dari pertempuran antara tentara Rusia dan Ukraina. Dia juga mengatakan Ukraina membutuhkan bantuan negara-negara Barat, baik melalui sanksi, mendepak Rusia dari SWIFT atau jaringan pesan dengan keamanan tinggi yang menghubungkan ribuan lembaga keuangan di seluruh dunia, hingga memblokir pesawat dan kapal Rusia di Uni Eropa dan negara-negara NATO.
Ia juga mengatakan Putin tidak akan pernah merebut Ukraina. "Tidak peduli berapa banyak tentara yang dia bunuh, berapa banyak rudal yang dia miliki, berapa banyak senjata nuklir yang dia miliki, kami orang Ukraina adalah orang-orang bebas dengan masa depan Eropa yang hebat," katanya menanggapi Rusia serang Ukraina.
REUTERS | AL JAZEERA | CNN