Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Top 3 Dunia : Sugiono Jalani Tugas Pertama sebagai Menteri Luar Negeri

Top 3 dunia pada 23 Oktober 2024 didominasi pemberitaan soal Sugiono yang mengawali tugasnya sebagai menteri luar negeri dengan hadir di KTT BRICS

24 Oktober 2024 | 06.00 WIB

Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono saat ditemui di Gedung Pancasila, Kompleks Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat pada Senin, 21 Oktober 2024. Tempo/Savero Aristia Wienanto
Perbesar
Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono saat ditemui di Gedung Pancasila, Kompleks Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat pada Senin, 21 Oktober 2024. Tempo/Savero Aristia Wienanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 dunia pada Rabu, 23 Oktober 2024, diurutan pertama berita tentang Menteri Luar Negeri Sugiono yang menjalani tugas pertamanya sebagai menteri luar negeri. Sugiono bukan seorang diplomat sehingga banyak orang menantikan sepak terjangnya ke depan.   

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Pengamat Timur Tengah Smith Alhadar mengatakan kekurangan menteri luar negeri yang bukan dari diplomat karier adalah minimnya pengalaman, keterampilan berdiplomasi, dan wawasan yang luas. Diplomasi adalah seni mewujudkan yang tidak mungkin menjadi mungkin. Karena itu, selain pengetahuan formal, diplomasi perlu ada sentuhan pribadi kreatif yang tidak ada dalam texbook 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berikut top 3 dunia selengkapnya: 

1. Menlu Sugiono Bukan dari Diplomat, Apa Kelebihan dan Kekurangannya?

Pengamat Timur Tengah Smith Alhadar merespons soal penunjukan soal latar belakang Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono yang bukan berasal dari kalangan diplomat karier. Menurut dia, kekurangan menteri luar negeri yang bukan dari diplomat karier adalah minimnya pengalaman, keterampilan berdiplomasi, dan wawasan yang luas. Meski begitu, Alhadar menyebut terdapat pula sejumlah kelebihan yang dimiliki Sugiono sebagai menlu non-diplomat karier yakni Sugiono dapat menggagas hal baru dan memberikan perspektif baru dalam menjalankan diplomasi yang tidak menjadi pertimbangan pendahulunya.  

Alhadar menuturkan bahwa dalam menjalankan diplomasi yang efektif, seorang menlu harus memiliki pemahaman yang memadai tentang ilmu hubungan internasional hingga geopolitik global, regional, dan domestik.

Baca selengkapnya di sini 

2. Sugiono Bertolak ke Rusia Hadiri KTT BRICS Plus 2024

Tidak sampai 24 jam setelah pelantikannya, Menteri Luar Negeri RI yang baru Sugiono pada Selasa, 24 Oktober 2024, bertolak ke Kazan, Rusia, untuk memenuhi undangan KTT BRICS Plus 2024 yang akan diselenggarakan Presidensi Rusia Vladimir Putin pada 23-24 Oktober 2024.
Menlu Sugiono ditugaskan hadir sebagai Utusan Khusus Presiden RI Prabowo Subianto pada pertemuan tersebut.

Ini adalah tugas perdana Sugiono ke luar negeri setelah resmi dilantik sebagai Menteri Luar Negeri RI. Kementerian Luar Negeri RI dalam keterangan menyatakan kehadiran Sugiono di forum ini menegaskan komitmen Indonesia untuk terus berperan aktif dalam forum-forum internasional dan memperkuat hubungan dengan seluruh negara termasuk negara-negara anggota BRICS.

BRICS adalah suatu forum kerja sama yang dibentuk Brazil, Rusia, India, Cina dan Afrika Selatan untuk membahas isu-isu global terkini. Pada awal tahun 2024, sejumlah negara lain yakni UAE, Iran, Mesir, Ethiopia telah bergabung menjadikan keanggotaannya kini sembilan negara.

Baca selengkapnya di sini 

3. Barat Kecam Pelanggaran HAM di Xinjiang, Cina: Bagaimana dengan Gaza?

Australia, Amerika Serikat dan 13 negara Barat lainnya mengkritik Cina di PBB pada Selasa atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang dan Tibet. Kecaman ini mendorong Cina balik mengecam mereka karena mengabaikan “neraka” di Jalur Gaza akibat genosida Israel, sekutu Barat.

Perdebatan mengenai perlakuan Cina terhadap warga Uighur dan umat Muslim lainnya telah menjadi kejadian biasa di PBB di New York dan Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa.

Sebuah laporan PBB yang dirilis dua tahun lalu mengatakan “penahanan sewenang-wenang dan diskriminatif” yang dilakukan Cina terhadap warga Uighur dan Muslim lainnya di wilayah Xinjiang mungkin merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan. Dikatakan bahwa “pelanggaran HAM yang serius” telah dilakukan.

Baca selengkapnya di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus