Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Unjuk rasa di Freetown, ibu kota Sierra Leone, itu berakhir dengan pertumpahan darah. Barisan demonstran, yang terdiri atas pekerja—guru, dokter, buruh, dan petani—dengan menyandang poster bertuliskan "Sankoh go" dan "To hell with Sankoh", dihadang oleh kelompok militer Front Persatuan Revolusioner (RUF). Kelompok militer itu memotong lengan dan tangan, menembaki demonstran tak bersenjata, bahkan membakar para pengunjuk rasa. "Pergi dan ceritakan persoalanmu kepada Presiden Kabbah," kata anggota RUF setelah membabat lengan-lengan pengunjuk rasa.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo