Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
SEMUA ini masih segar dalam ingatan Philip Ngor Bol. Suara rentetan tembakan menyentaknya. Ibunya, Amel, langsung lari terbirit-birit. Philip dan dua adiknya mengikuti langkahnya. Tanpa bicara, mereka lari sekencang mereka bisa. Pengejar di belakang mereka. Milisi orang-orang Arab yang mengendarai kuda. Di belakang mereka, tentara Sudan.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo