Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
ALIH-alih menikmati obat murah di Indonesia—pasar obat terbesar di Asia Tenggara—banyak pasien justru menebus obat generik hingga puluhan kali lipat harga sebenarnya. Ihwal amat memprihatinkan ini muncul karena kongkalikong para dokter dan rumah sakit dengan perusahaan farmasi. Belum lagi potensi ancaman kesehatan pasien, karena dokter-dokter berani meresepkan obat dengan berkiblat pada "utang komisi" ke perusahaan farmasi.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo