Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
KOREA Selatan akhirnya menyelamatkan Piala Dunia. Kalimat ini bukan cemooh untuk tim Red Devil yang tampil hebat. Judul di atas juga bukan ungkapan sakit hati atas kalahnya favorit Argentina, yang membuat koran-koran menyindir dengan mengutip judul lagu Don't Cry for Me Argentina. Ini juga bukan ejekan untuk mereka yang memimpikan tata dunia baru sepak bola—yang ditandai dengan hancurnya kekuatan lama dan menjulangnya para underdog. Di jalan tikus sempit di belakang Pasar Ciputat, saya menyaksikan serombongan anak muda menonton televisi di halaman, di bawah kawat jemuran yang dipasangi bendera Korea Selatan berukuran besar.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo