Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kebun Raya Cibodas tepat berumur 170 tahun pada hari ini, Senin 11 April 2022. Lembaga konservasi tumbuhan ex-situ yang berlokasi di Jawa Barat ini termasuk yang mempunyai tugas konservasi dan penyelamatan biodiversitas tumbuhan Indonesia namun tak mendapat dukungan menadai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kepala Organisasi Riset Ilmu Hayati dan Lingkungan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Iman Hidayat, menilai Kebun Raya Cibodas masih lemah dalam hal kerja sama riset dan inovasi. Kebun Raya juga belum didukung dengan fasilitas riset yang memadai sesuai dengan perkembangan teknologi di bidang konservasi tumbuhan saat ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Kebun raya tidak banyak periset, jadi butuh kerja sama perguruan tinggi, misalnya,” kata Iman dalam webinar 170 tahun Kebun Raya Cibodas, Senin.
Dia berharap dengan kolaborasi bisa saling mengisi kekurangan dan saling belajar. Sedangkan kerja sama yang sudah terjalin dimintanya terus ditingkatkan sembari Kebun Raya membangun jejaring baru dalam kolaborasi riset dan inovasi di bidang konservasi tumbuhan dengan multi stakeholder.
Imam menghubungkan pentingnya pengembangan riset konservasi tumbuhan dengan kewaspadaan akan adanya krisis pangan. "Ancaman krisis pangan sudah terlihat, harga pangan naik,” kata dia sambil membandingkan dengan krisis kesehatan karena pandemi Covid-19, "Periset dan peneliti menjadi garda terdepan kalau negara ada masalah."
Kepala Kantor Kebun Raya Cibodas, Fitri Kurniawati, mengatakan, BRIN telah menyiapkan berbagai skema untuk memfasilitasi aktivitas riset dan inovasi, kerja sama, serta pengembangan kapasitas di Kebun Raya Cibodas. Dia menyebut contoh skema open platform fasilitas riset, berbagai skema pendanaan riset, maupun skema pusat kolaborasi riset.
Peluang tersebut diharapkan bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh para stakeholder, khususnya perguruan tinggi. “Kerja sama di Cibodas masih sedikit sekali,” kata Fitri mengakui.
Benih mawar varietas unggul hasil inovasi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang diserahkan pada Kebun Raya Cibodas. Foto: Antaranews | Kementerian Pertanian
Dari sedikit itu, riset yang sudah dilakukan diantaranya tentang tanaman eksotik invasive serta biomassa hutan dan perannya dalam regulasi iklim, terutama pohon yang berukuran besar. Kegiatan lainnya yaitu konservasi tumbuhan berpotensi ekonomi dan budaya serta domestikasi tumbuhan koleksi Kebun Raya Cibodas.
Webinar memperlihatkan contoh kegiatan domestikasi itu yang dilakukan terhadap tumbuhan jenis Raspberry liar. Menurut penelitinya, Muhammad Imam Surya, sebanyak 13 dari 25 jenis Raspberry liar di Indonesia telah dikonservasi di Kebun Raya Cibodas.
Ilustrasi Raspberry. Pixabay.com
Diharapkan, dengan pengalamannya yang panjang, Kebun Raya Cibodas dapat berperan secara aktif di tingkat nasional dan global dalam bidang konservasi tumbuhan secara ex-situ dan in-situ. Salah satunya dengan meningkatkan jumlah populasi spesies tumbuhan yang terancam punah.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.