Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan pada awal pekan ini, 17-18 Juni 2024, yang adalah juga rangkaian libur Hari Raya Idul Adha. Peningkatan gelombang di laut disebutkan setinggi 1,25 sampai 2,50 meter di sebagian wilayah dan 2,5-4,0 meter di sebagian yang lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Prakirawan BMKG, Benedictus Kushardian, merinci peluang peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,50 meter berpeluang terjadi antara lain di perairan utara Sabang, perairan barat Aceh - Kepulauan Mentawai, perairan Bengkulu - Pulau Enggano, perairan barat Lampung, dan Samudera Hindia sebelah barat Sumatera. Juga di Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Jawa - NTT, Selat Bali - Lombok - Alas - Sape bagian selatan, Laut Sawu bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, perairan Kupang - Pulau Rote, Samudera Hindia selatan Banten - Jawa Barat, dan Samudera Hindia Selatan Bali - NTB.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Peluang yang sama meliputi wilayah Laut Jawa, Selat Makassar bagian selatan, perairan Kepulauan Sabalana - Kep. Selayar, perairan Kepulauan Baubau, perairan Kep. Wakatobi, perairan Manui - Kendari, Laut Banda, Laut Flores bagian timur, Laut Seram bagian timur, perairan selatan Kep. Buru - Ambon - Seram, perairan Kep. Kai - Aru, perairan Kepulauan Sermata - Tanimbar, Laut Arafuru.
Sedangkan gelombang tinggi di kisaran 2,5-4,0 meter berpeluang terjadi di Samudera Hindia selatan Jawa Tengah dan Samudera Hindia selatan Jawa Timur. "Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah ini dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran," ucap Benedictus dalam keterangan tertulis.
Di balik peluang-peluang peningkatan tinggi ombak di laut itu, Benedictus menyebutkan pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari barat daya - barat dengan kecepatan berkisar 4-20 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari timur - tenggara dengan kecepatan 4-25 knot. "Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Jawa, Selat Makassar bagian selatan, Laut Flores, Laut Banda, perairan selatan Pulau Buru - Ambon, dan Laut Arafuru," katanya.
BMKG selalu mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 m), kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 m), kapal feri (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 m), dan kapal kargo atau kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4,0 m).
"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," kata Benedictus menambahkan.