Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Godaan di tepi danau

PT Caltex Pacific Indonesia memilih ladang minyak yang bernama zamrud, terletak dekat dua danau di tengah hutan belantara Riau daratan. dinas kehutanan cemas kelestarian akan terganggu. (ling)

19 Juni 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BAGAIKAN untaian Zamrud, kata orang, kepulauan Indonesia melingkari khatulistiwa. Dan percaya atau tidak, PT Caltex Pacific Indonesia (CPI) memiliki sebuah ladang minyak yang mereka namakan Zamrud. Letaknya dekat dua danau di tengah hutan belantara Riau Daratan, kurang satu derajat sebelah utara khatulistiwa. Sudah ada jalan yang langsung menghubungkan Pakanbaru dengan ladang Zamrud, meskipun hanya untuk lalu-lintas CPI, belum terbuka untuk umum. Jaraknya hanya 90 km sebelah timur ibukota Riau itu. Bahkan konon kedua danau itu belum banyak diketahui oleh orang di Riau. Tapi pada peta yang dibuat Dinas Topografi sekitar tahun 30-an, kedua danau itu sudah tercantum, lengkap dengan namanya: Danau Pulau Besar dan Danau Bawah. Kini kedua danau yang terpencil itu menjadi prsoalan. Soalnya bumi di sana diduga banyak mengandung simpanan minyak. CPI sejak tahun 1977 sudah menghasilkan dari ladang Zamrud dan ladang Beruk, 25 km ke barat. Kini prduksi kedua ladang itu mencapai 36.000 barrel minyak sehari. Dan CPI bermaksud membuat sumur baru di Zamrud, supaya produksinya di kawasan itu mencapai 80.000 barrel sehari. "Cadangan minyak sekitar danau itu memang cukup besar," ujar Yan Wagiran, Pengawas Utama Humas CPI di Rumbai, Pakanbaru. Sesungguhnya, sesuai dengan hasil Konperensi OPEC di Jenewa tahun lalu, Indonesia harus menurangi produksi minyaknya hingga 1,3 juta barrel sehari ini sebagai usaha menjaga kemantapan harga minyak di pasaran dunia yang cenderung menurun. Akibatnya, CPI kebagian menurunkan produksinya dari 760.000 barrel menjadi sekitar 560.000 barrel sehari. Tapi semangat CPI mencari dan mengebor sumur baru tetap jalan terus. Bahkan tahun lalu CPI menerima sekitar 1.000 tenaga baru "Untuk kegiatan eksplorasi," ujar Yan Wagiran. Tapi Dinas Kehutanan dan PPA (Pengawetan dan Perlindungan Alam) Riau tak begitu antusias mendengar rncana baru CPI itu. "Sekitar danau itu adalah daerah hutan suaka," kata sumber di PPA Riau. Usaha penambangan minyak di situ bisa merusak lingkungan. Ini sudah terbukti di tempat lain, seperti Sungai Mandau di Duri misalnya. Ceceran minyak dan pembuangan sisa membuat sebagian besar anak sungai tercemar dan kawasan hutan sekitarnya kelihatan legam. Karena kedua danau itu terhubungkan dengan Selat Panjang di pantai timur Riau oleh Sungai Rawa, dikhawatirkan sisapembuangan minyak bisa merebak jauh. "Pantai Timur Riau merupakan sumber perikanan penting yang harus dijaga," unkap sumber TEMPO di Pakanbaru. Caltex tidak buta terhadap kemungkinan itu. Bahkan Caltex ikut jadi sponsor agar kawasan sekitar danau itu dijadikan hutan suaka. Juga Presiden Komisaris PT CPI, Julius Tahiya, pernah menekankan agar kawasan itu dikelola tanpa merusak. Karena itu CPI merencanakan suatu teknologi baru, yaitu "cara penambangan dengan sistem penyedotan tertutup," kata Yan Wagiran. Maksudnya minyak yang disedot dari kawasan tepi danau itu tidak disimpan dalam tangki dekat sumur, melainkan dialirkan langsung melalui pipa ke ladang Beruk, sekitar 25 km dari Zamrud. Toh para pejabat Dinas Kehutanan dan PPA di Riau masih belum yakin. Soalnya kawasan yang bakal dibor CPI hanya 75 sampai 100 meter dari tepi danau. Padahal ada ketentuan umum bahwa penamb angan minyak tak boleh dilakukan dalam jarak kurang 200 m dari tepi sungai, danau atau badan air lain yang menyangkut kepentingan umum. Kalau CPI tetap berhasrat mengebor di situ, tentu persetujuan Menteri Negara PPLH perlu diperolehnya. Menteri PPLH Emil Salim tampaknyatidak keberatan. Emil Salim menjelaskan kepada TEM PO bahwa kawasan itu boleh diusahakan CPI, "asal tidak mencemarkan danau ini." Karena CPI sudah menjanjikan penggunaan cara yang lebih selamat dalam proses penambangan itu, Emil Salim pun yakin. "Caltex tak akan merusak ekosistem di kawasan itu," ujarnya. Kedua danau itu tampak jelas kalau orang terbang dari Pakanbaru ke Tanjungpinang. Jernih dan cantik, belum tersentuh ulah manusia. Kawasan sekitarnya merupakan rawa-rawa, berselimutkan hutan tropis lebat. Luas Danau Pulau Besar -- dengan dua pulau di tengahnya -- melebihi 2.500 ha. sedang Danau Bawah sekitar 400 ha. Yang kecil ini lebih populer dengan nama Danau Zamrud, nama ladang minyak CPI di dekatnya. Jika kelak penambangan minyak lebih diintensifkan dan jalan minyak menuju ladang itu terbuka, penduduk pasti segera merembes ke sana. Agaknya cukup beralasan kecemasan orang akan keutuhan dan kelestarian kawasan suaka alam itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus