Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Lingkungan

Gunung Merapi Siaga, Gejala Erupsi Eksplosif Menguat

Ada dua faktor yang dilihat sebagai tanda-tanda Gunung Merapi.bakal erupsi eksplosif

5 November 2020 | 17.21 WIB

Gunung Merapi mengeluarkan lava pijar dilihat dari Tunggul Arum, Sleman, Yogyakarta, 28 Mei 2006 lalu. Dok.TEMPO/ Arie Basuki
Perbesar
Gunung Merapi mengeluarkan lava pijar dilihat dari Tunggul Arum, Sleman, Yogyakarta, 28 Mei 2006 lalu. Dok.TEMPO/ Arie Basuki

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kepala Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida menjelaskan ihwal naiknya status Gunung Merapi dari Waspada ke Siaga pada Kamis siang 5 November 2020 pukul 12.00 WIB. Status sebelumnya adalah Waspada berlaku sejak Mei 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"Untuk kondisi Merapi ini, karakter erupsinya sejauh ini efusif (material leleran) tapi tanda-tanda erupsi eksplosifnya (letusan) juga lebih nyata," ujar Hanik, Kamis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hanik menuturkan, yang menguatkan gejala erupsi eksplosif dilihat dari berbagai faktor. Antara lain seisimisitas (titik kegempaan) yang semakin meningkat setelah 3 November 2020 lalu. "Ini bahkan sudah melampui seismisitas yang terjadi menjelang erupsi 2006," kata dia.

Faktor kedua adalah pertumbuhan kubah lava yang dinilai relatif cepat. Pemendekan jarak baseline EDM (penggembungan di Merapi) sektor barat laut Babadan terukur sebesar 4 sentimeter sesaat setelah terjadi letusan eksplosif 21 Juni 2020 dan terus terjadi dengan laju sekitar 3 mm/hari sampai pengukuran terakhir pada September.

"Jadi kemungkinan erupsi eksplosif akan terjadi meski itu bukan berarti ada perubahan karakter Merapi," ujar Hanik sambil menambahkan belum ada instruksi pengosongan wilayah di radius lima kilometer dari puncak Merapi sebagai bentuk antisipasi dampak letusan.

Dalam keterangan tertulis yang dibagikannya hari ini, BPPTKG Yogyakarta membeberkan kalau sampai saat artikel ini dibuat kegempaan dan deformasi itu masih terus meningkat. Kronologi peningkatan aktivitas itu tercatat setelah erupsi eksplosif Merapi dalam skala kecil pada 21 Juni 2020.

Kondisi Gunung Merapi yang tengah erupsi pada Ahad, 21 Juni 2020. Foto yang diunggah Twitter resmi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) ini menunjukkan letusan Gunung Merapi dengan tinggi kolom mencapai 6.000 meter. twitter.com/BPPTKG

Saat itu kegempaan internal yaitu gempa vulkanik dalam VA, gempa vulkanik dangkal VB, dan gempa Fase Banyak (MP) mulai meningkat. Jika pada Mei tidak ada gempa VA dan VB dan hanya 174 kali gempa MP, pada Juli terekam gempa VA 6 kali, gempa VB 33 kali dan MP 339 kali.

Pada 4 November 2020 terjadi rata-rata gempa VB 29 kali/hari, MP 273 kali/hari, guguran 57 kali/hari, embusan 64 kali/hari.

Pribadi Wicaksono (Kontributor)

Pribadi Wicaksono (Kontributor)

Koresponden Tempo di Yogyakarta.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus