Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Lumajang - Gunung Semeru dilaporkan mengalami erupsi hingga lima kali pada Sabtu pagi ini, 7 Desember 2024. Getaran gempanya terekam dalam seismograf milik pos pengamatan (PGA) yang berada di Gunung Sawur, Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam laporannya Sabtu pagi ini, Kepala Pos PGA Semeru, Liswanto, menyebutkan getaran erupsi terpantau pertama kali pada pukul 06.06 WIB. Empat kali erupsi yang berikutnya berturut-turut tercatat pada pukul 08.03 WIB, 08.04 WIB, 08.27 WIB dan 08.58 WIB.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Liswanto menyatakan ketinggian kolom erupsi pada Sabtu pagi ini sempat teramati hingga ketinggian 700 meter di atas puncak atau sekitar 4.376 di atas permukaan laut. Kolom abu teramati putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah timur laut. "Saat laporan ini dibuat, erupsi masih berlangsung," ujar Liswanto dalam laporan yang dikutip Tempo, Sabtu pagi ini.
Berdasarkan pengamatan seismik atau kegempaan selama 24 jam terakhir hingga Sabtu dinihari tadi, Gunung Semeru menunjukkan sejumlah aktivitas vulkaniknya berupa 86 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 10-22 mm, dan lama gempa 62-150 detik. Terekam juga dua kali gempa guguran dengan amplitudo 2-3 mm dan lama gempa 55-90 detik, serta 18 kali gempa embusan dengan amplitudo 5-8 mm dan lama gempa 40-84 detik.
Gempa tektonik lokal tercatat satu kali dengan amplitudo 12 mm, S-P 9 detik, dan lama gempa 42 detik. Tercatat juga lima kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 5-24 mm, S-P 13-24 detik, dan lama gempa 35-65 detik. Pos PGA juga melaporkan sekali gempa getaran banjir dengan amplitudo 10 mm, dan lama gempa 5025 detik.
Liswanto menyatakan tingkat aktivitas Gunung Semeru masih tetap di Level II (Waspada) hingga Sabtu pagi ini. Dalam status tersebut, Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan sejumlah rekomendasi antara lain, tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Masyarakat juga diminta untuk tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak. Masyarakat juga diminta tidak beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
"Selain itu perlu juga mewaspadai potensi awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," tutur Liswanto.