Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Lingkungan

Lima Tahun Program Citarum Harum, Ridwan Kamil: Membaik, Sudah Cemar Ringan

Ridwan Kamil mengklaim sungai Citarum sudah makin membaik meskipun anggaran Citarum Harum yang diberikan hanya 10 persen dari kebutuhan.

29 Agustus 2023 | 16.04 WIB

Sungai Citarum. (Foto: Pokja Datin dan Humas Citarum Harum)
Perbesar
Sungai Citarum. (Foto: Pokja Datin dan Humas Citarum Harum)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan kondisi pencemaran Sungai Citarum saat ini sudah masuk kategori cemar ringan setelah lima tahun dibenahi lewat program Citarum Harum. Saat program itu dimulai, kualitas air di sungai itu dalam kondisi sangat buruk atau kategori cemar berat (kualitas air 33).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Sekarang di 2023 ini sudah cemar ringan. Cemar ringan itu angkanya membaik. Lompat dari 30an ke 51,” kata Ridwan Kamil selepas rapat evaluasi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai (PPK DAS) Citarum bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di Gedung Sate, Bandung, Selasa, 29 Agustus 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ridwan Kamil mengatakan rapat evaluasi di ujung masa jabatannya sebagai gubernur tersebut sekaligus melaporkan kondisi terkini Sungai Citarum. “Pak Luhut mengecek progres Citarum, kebetulan di akhir jabatan saya yang tinggal beberapa hari lagi,” kata dia.

Ridwan Kamil mengklaim perbaikan Sungai Citarum sudah makin membaik meskipun anggaran yang diberikan hanya 10 persen dari proyeksi kebutuhan anggaran untuk pembenahan daerah aliran sungai yang membentang dari Kabupaten Bandung hingga bermuara di Laut Jawa. “Jadi selama 5 tahun lebih ini sebenarnya kebutuhan untuk membuat Citarum kembali menjadi sungai yang sangat baik dan jernih itu butuhnya Rp 36 triliun, tapi anggaran yang kita miliki selama sekian waktu hanya Rp 3 triliun, hanya 10 persen. Walaupun hanya 10 persen, kerja-kerjanya sangat luar biasa,” kata dia.

Menurut Ridwan Kamil, indikator pencemaran Sungai Citarum sebenarnya sempat menyentuh angka 55 poin di masa pandemi Covid-19. “Waktu Covid di 2020 akhir kita sempat menyentuh 55 poin, tapi setelah ada relaksasi ekonomi turun lagi tapi masih kategori cemar ringan,” ujarnya.

Target Program Citarum Harum dipatok dalam Peraturan Presiden Nomor 15 tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum. Target capaian kualitas air dalam program yang dijalankan dalam 7 tahun hingga 2025 tersebut berada di angka 70 poin atau masuk kategori mutu air kualitas kelas 2. 

Ridwan Kamil mengatakan satu-satunya  indikator yang diakuinya paling rendah capaiannya adalah penertiban keramba jaring apung di sejumlah waduk di sepanjang DAS Citarum. “Dari target penertiban 141 ribu unit baru tercapai 14,29 persen. Ini ada dinamika Covid. Jadi pada saat Covid, kami tidak banyak melakukan penindakan sehubungan dengan krisis ekonomi sehingga kami turunkan sedikit tensinya, tapi setelah ini kita akan diskusikan untuk sesuai target kita,” kata dia.

Menurut Ridwan Kamil ada dua rekomendasi untuk program Citarum Harum. Pertama, soal anggaran serta target pencapaian program Citarum Harum yang diusulkannya untuk diperpanjang.

“Ada aspirasi dari kita semua apakah Perpres ini bisa diperpanjang, jangan berhenti di tahun 2023. Kalau itu terjadi, saya kira pencapaian target kualitas air kelas dua itu mungkin lebih realistis ketimbang 2025 itu selesai dan diserahkan ke daerah-daerah dengan kembali pada keterbatasan anggaran yang takutnya malah balik kanan. Apakah ada solusi anggaran, apakah ada perpanjangan, mohon dipertimbangkan,” kata Ridwan Kamil. 

Ridwan Kamil mengklaim saat ini kondisi DAS Citarum relatif sudah lebih baik. “Secara umum Citarum sudah jauh membalik, kualitas airnya teruji. Anak-anak sudah bisa berenang lagi di sujgnai, ikan-ikan yang punah hadir lagi,” kata dia.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, satu-satunya rapor merah dalam program perbaikan Citarum ada pada target pengurangan jaring keramba apung. “Yang merah cuman satu, keramba jaring,” kata dia. 

Sambil menunggu musim kemarau berakhir, Luhut meminta agar dilakukan pembersihan sampah dan pengerukan di sepanjang bantaran Sungai Citarum. “Ini masih musim kering, ini akan kering terus sampai September-Oktober, November baru mulai nanti basah. Jadi ada dua bulan akan kering, saya kira ada waktu untuk membersihkan sungai sehingga kalau musim hujan, airnya mengalir lancar,” kata dia.

Luhut mengatakan pada akhir September ini akan digelar rapat evaluasi untuk membahas target rasional untuk capaian 2025. “Diperlukan rasionalisasi target 2023 agar realistis. Kalau boleh Pak Gubernur dengan tim semua dari pemda duduk sama-sama evaluasi ini sehingga kita bisa membuat sasaran terukur,” kata dia.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus