Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Lingkungan

Setahun Gempa Cianjur 21 November, Gempa Susulan Terjadi 579 Kali

BMKG mencatat kekuatan gempa susulan sejak gempa Cianjur pada November tahun lalu itu beragam.

21 November 2023 | 18.59 WIB

Peta zonasi bahaya gempa Cianjur dengan sumber sesar atau patahan Cugenang. Warna merah untuk Zona Terlarang, oranye untuk Zona Terbatas, dan kuning Zona Bersyarat. Bmkg.go.id
Perbesar
Peta zonasi bahaya gempa Cianjur dengan sumber sesar atau patahan Cugenang. Warna merah untuk Zona Terlarang, oranye untuk Zona Terbatas, dan kuning Zona Bersyarat. Bmkg.go.id

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Bandung - Hari ini tepat setahun setelah Gempa Cianjur yang merusak dan menimbulkan korban jiwa pada 21 November 2022 terjadi. Sejak itu, gempa susulan yang terjadi tercatat sebanyak 579 kali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atai BMKG mencatat kekuatan gempa susulan itu beragam. “Dari yang terbesar 4,3 hingga yang terkecil bermagnitudo 1,0,” kata Teguh Rahayu, Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung, Selasa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kekuatan Gempa Cianjur yang bersumber di darat pada 21 November 2022 pukul 13.21 itu bermagnitudo 5,6. Lindu itu menewaskan sekitar 600-an orang warga dan membuat 50 ribuan rumah rusak dari yang ringan hingga berat.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati telah memastikan penyebab bencana itu. "Pemicu Gempa Cianjur bermagnitudo 5,6 pada 21 November 2022 lalu adalah patahan atau Sesar Cugenang,” katanya saat konferensi pers di Jakarta pada Desember 2022.

Menurut Dwikorita, sesar itu baru teridentifikasi dalam survei yang dilakukan BMKG setelah gempa. Sesar Cugenang disebutkan membentang sepanjang kurang lebih 9 kilometer dan melintasi sedikitnya 9 desa, yaitu Ciherang, Ciputri, Cibeureum, Nyalindung, Mangunkerta, Sarampad, Cibulakan dan Desa Benjot. Lokasinya berada di wilayah Kecamatan Cugenang dan Cianjur. BMKG mendorong pemerintah Kabupaten Cianjur untuk segera merelokasi peemukiman warga di sepanjang zona patahan atau Sesar Cugenang.

Penyelidik Bumi Utama dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Badan Geologi Supartoyo mengatakan kejadian Gempa Cianjur sangat mengagetkan. “Karena selama ini masyarakat di wilayah Cianjur jarang merasakan guncangan gempa bumi kuat,” ujarnya lewat keterangan tertulis, Selasa, 21 November 2023.

Guncangan maksimumnya berskala VIII Modified Mercally Intensity atau MMI.

Berdasarkan magnitudonya, kata Supartoyo, gempa Cianjur tidak tergolong sebagai gempa bumi besar. Namun dampak gempanya sangat masif, terutama di Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.

Kejadian gempa bumi tersebut mengakibatkan 635 korban jiwa, 2.046 orang luka-luka dan ribuan bangunan mengalami kerusakan. Selain itu, terjadi bahaya ikutan gempa bumi berupa gerakan tanah, retakan tanah dan likuefaksi yang ikut berkontribusi pada bencana yang terjadi.

Menurut informasi Bupati Cianjur, kata Supartoyo, kerugian diperkirakan sekitar Rp 4 triliun sehingga memerlukan waktu untuk tahapan berikutnya, yaitu rehabilitasi dan rekonstruksi. Badan Geologi menyarankan warga untuk memperingati kejadian Gempa Cianjur setiap tahun dengan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk mengurangi risiko bencana geologi.

Menurut Supartoyo, upaya mengurangi risiko bencana itu lewat pengenalan lingkungan tempat tinggal, sumber pembangkit bencana di sekitar rumah, jenis ancaman bahaya, mengetahui tempat dan jalur evakuasi, ikut pelatihan dan simulasi bencana, dan meningkatkan kapasitas dalam menghadapi kemungkinan perulangan kejadian bencana.

Ninis Chairunnisa

Ninis Chairunnisa

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus