Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno Berita Kemarin, Senin 5 Juli 2021, dipuncaki berita info fenomena astronomi Aphelion atau posisi Bumi yang terjauh dari Matahari, yang akan terjadi pada hari ini. Peneliti di Pusat Sains Antariksa LAPAN bicara mulai dari waktu kejadian fenomena itu hingga membahas dampaknya di Bumi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Berita hasil studi Balitbangkes mengenai efektivitas vaksinasi dosis lengkap CoronaVac, vaksin Covid-19 yang dikembangkan Sinovac, menjadi terpopuler kedua. Studi Balitbangkes menggunakan sampel kalangan lansia di Jakarta pada periode Maret-Mei lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Berita terpopuler ketiga adalah penjelasan pakar teknologi peternakan IPB tentang manfaat susu di tengah pandemi Covid-19. Ini menyusul heboh video warga berebut susu merek Bear Brand yang viral di media sosial.
Berikut Top 3 Tekno Berita Kemarin, Senin 5 Juli 2021, selengkapnya,
1. Bumi Berada Terjauh dari Matahari Besok, Benarkah Pagi Bakal Lebih Dingin?
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengumumkan fenomena Bumi berada pada titik terjauh dari Matahari atau Aphelion akan terjadi besok, Selasa, 6 Juli 2021. Tepatnya pada Pukul 05.27 WIB di mana jarak antara keduanya terukur akan sejauh 152.100.527 kilometer.
“Fenomena ini terjadi karena orbit Bumi tidak sepenuhnya lingkaran sempurna, melainkan berbentuk elips dengan kelonjongan sekitar 1/60,” kata Andi Pangerang, peneliti di Pusat Sains Antariksa LAPAN, seperti dikutip dari laman Ekukasi Sains, 26 Juni 2021.
Secara umum, Andi menulis, tidak ada dampak yang signifikan pada Bumi dari adanya fenomena tersebut. Suhu pagi yang dirasa lebih dingin belakangan ini, dia menjelaskan, merupakan hal yang biasa terjadi pada musim kemarau, karena tutupan awan yang sedikit. Bukan karena pengaruh Aphelion.
2. Studi: Vaksin Sinovac Lindungi Lansia di Jakarta dari Covid-19
Bukan hanya di luar negeri, di Indonesia pun vaksin Covid-19 dosis lengkap terbukti efektif menghindarkan lansia mulai dari infeksi penyakit itu yang bergejala, rawat inap di rumah sakit, hingga kematian. Kesimpulan di tanah air didapat dari studi estimasi yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI.
Studi estimasi dilakukan terhadap efektivitas Vaksin Inactivated SARS-COV-2 (Coronavac) dari Sinovac. Vaksin jenis ini yang awal didistribusikan di Indonesia dan jumlah dosisnya yang digunakan adalah yang terbesar hingga saat ini, sejak vaksinasi Covid-19 digulirkan Januari lalu.
Per 20 Juni 2021, cakupan vaksinasi dosis lengkap hampir 12 persen total populasi di Indonesia. Saat itu pula sudah terakumulasi hampir dua juta kasus terkonfirmasi positif Covid-19 (per artikel ini dibuat jumlahnya sudah bertambah menjadi 2,2 juta kasus). Jumlah kematiannya mencapai 54.662 kasus.
3. Pakar Teknologi Peternakan IPB Bicara Susu, Bear Brand, dan Covid-19
Sebuah video berisi panic buying konsumen berebut susu dalam kemasan kaleng merek Bear Brand viral di media sosial di tanah air. Produk susu itu diburu di tengah jumlah kasus infeksi Covid-19 yang melonjak tinggi dan rumah sakit-rumah sakit penuh dengan pasien yang membutuhkan perawatan karena penyakit itu.
Kepala Divisi Teknologi Hasil Ternak Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, IPB University, Epi Taufik, menjelaskan kandungan dari susu Bea Brand. Susu yang sempat viral itu, kata Epi, adalah salah satu jenis susu steril dan/atau UHT. “Perbedaan yang ada biasanya pada bahan baku atau formulasi susu steril/ UHT tersebut,” ujar dia dalam keterangan tertulis yang dibagikannya, Senin 5 Juli 2021.
Menurut Epi, prinsip dasar dari kualitas nutrisi bahan pangan, termasuk susu, adalah semakin segar bahan tersebut saat dikonsumsi, maka kandungan nutrisinya relatif masih lengkap. “Dalam konteks susu, maka susu pasteurisasi masih memiliki kandungan gizi alami yang relatif masih lengkap dibandingkan susu UHT/steril,” ujar dia.