Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Ternate - Pencarian dan evakuasi korban banjir bandang di Kelurahan Rua, Kecamatan Ternate Pulau, Kota Ternate, Maluku Utara, sempat dihentikan secara mendadak karena adanya informasi banjir susulan pada Rabu 28 Agustus 2024. Informasi yang diterima Tempo, sejumlah tim atau petugas di lokasi sempat panik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kejadian itu terjadi pada pukul 13:43 waktu setempat, atau 11.43 WIB. Para petugas menghentikan sementara semua aktivitas pencarian korban hilang dan memilih untuk mengevakuasi warga ke lokasi yang lebih aman. Beberapa alat berat juga ikut dipindahkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kepanikan tim evakuasi terjadi setelah mendengar adanya teriakan banjir susulan," kata Muhammad Bakri, warga Kelurahan Rua, Rabu. Dia menambahkan, situasi itu tidak berlangsung lama karena tim evakuasi saat ini kembali melakukan pencarian korban hilang. "Tapi memang sejumlah warga yang berada di wilayah bencana sempat dievakuasi ke tempat yang lebih aman,” ujar Bakri lagi.
Menurut Bakri, sejumlah alat berat yang sebelumnya dipindahkan sudah kembali ke lokasi pencarian korban dan melakukan perbaikan saluran irigasi yang juga berada di lokasi bencana. “Kalau sekarang beberapa petugas balai masih konsentrasi memperbaiki saluran air di kali mati," katanya.
Sebelumnya, Kepala BMKG Kelas I Sultan Baabullah Ternate, Sukimin, mengimbau masyarakat Kota Ternate untuk waspada terhadap tingginya curah hujan untuk satu pekan kedepan. Berdasarkan analisis yang ada, kondisi cuaca di Ternate dalam beberapa hari ke depan umumnya berawan dengan intensitas hujan ringan, namun ada potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat pada 27-30 Agustus.
Sejumlah Tim SAR gabungan memindahkan puing-puing bagunan rumah saat pencarian korban banjir bandang di Kelurahan Rua, Kota Ternate, Maluku Utara, Senin 26 Agustus 2024. Pada hari kedua pascabanjir bandang di kelurahan Rua tersebut sebanyak 450 Tim SAR gabungan diterjunkan ke lokasi untuk mencari 3 korban yang masih tertimbun material lumpur banjir bandang menggunakan ekskavator. ANTARA FOTO/Andri Saputra
“Karena itu kami menghimbau masyarakat khususnya di wilayah Ternate, kenali kondisi lingkungan sekitar dan selalu waspada jika daerah tempat tinggal rawan akan bencana hidrometeorologi baik banjir maupun longsor,” kata Sukimin.
Dalam keterangan sebelumnya, Ketua Tim Gerak Tanah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Oktory Prambada, menyebut banjir bandang membawa material erupsi Gunung Gamalama. “Infiltrasi air permukaan, dan curah hujan yang berlebih, pada material endapan aluvial ini yang kemudian memudahkan terjadinya pergerakan pada lereng yang relatif curam,” katanya saat ditanyakan asal sejumlah besar lumpur yang menerjang Rua, Kota Ternate, pada Minggu pagi buta lalu.