Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Sarilamak - Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, kembali menerapkan belajar dari rumah atau daring, menyusul penetapan daerah itu sebagai zona merah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Limapuluh Kota Indrawati di Sarilamak, Kamis, 15 April 2021, mengatakan dilaksanakannya kembali belajar dari rumah ini juga sesuai dengan SKB 4 Menteri dan Perda Nomor 6 Provinsi Sumatera Barat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Jika daerah dinyatakan zona merah Covid-19, maka tidak diperbolehkan belajar tatap muka, karena sangat berisiko bila dilaksanakan. Karena kita mengutamakan keselamatan, kesehatan anak-anak dan guru,” katanya.
Hal ini juga telah ditindaklanjuti sesuai dengan Surat Edaran Bupati Limapuluh Kota nomor 420/903/3/DPK-LK/IV/2021 yang ditandatangani Wakil Bupati Rizki Kurniawan Nakasri pada 14 April 2021.
Dalam surat tersebut tertulis, berdasarkan hasil update zonasi indikator kesehatan masyarakat (IKM) pada minggu ke-57 pandemi Covid-19 Sumbar, Limapuluh Kota dinyatakan masuk zona merah.
Berdasarkan koordinasi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat bersama Bupati Limapuluh Kota pada Senin 12 April, maka diatur ketentuan dengan tetap memprioritaskan kesehatan dan keselamatan siswa, guru, kepala sekolah dan seluruh warga sekolah di kabupaten itu.
Berdasarkan itu, pelaksanaan belajar untuk saat ini dilakukan dari rumah sampai dengan daerah tersebut kembali ditetapkan zona kuning.
Sementara Kepala SMP Negeri 1 Harau M. Yusuf Lubis mengatakan bahwa pelaksanaan belajar dari rumah akan bisa dilaksanakan dengan baik mengingat pelaksanaan belajar daring sebelumnya telah berjalan dengan baik.
"Kami berharap guru tetap berkreativitas sehingga belajar dari rumah ini dapat terus berjalan dengan baik. Untuk siswa semoga bisa belajar dengan baik dari rumah dan mengikuti seluruh rangkaian belajar, termasuk kegiatan Ramadan," katanya.
Ia mengatakan hingga saat ini belum ada siswanya yang dinyatakan positif Covid-19 sehingga pembelajaran tatap muka pada sebelumnya dapat berjalan dengan baik.
"Murid kami dari kelas VII sampai kelas IX itu berjumlah 977 orang. Alhamdulillah belum ada yang positif, semoga tidak ada sampai ke depannya," ujarnya.
Ia mengatakan salah satu program sekolah di Ramadan yang cukup terganggu dengan pelaksanaan belajar dari rumah tersebut adalah proses pelaksanaan tadarus yang sebelumnya ditargetkan bisa hatam di setiap harinya.