Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Newsletter

Perlawanan Subkultur Citayam Fashion Week

Citayam Fashion Week. Ini fenomena baru yang mengentak Jakarta.

28 Juli 2022 | 19.04 WIB

Perlawanan Subkultur Citayam Fashion Week
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEROKA
28 Juli 2022

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Perlawanan Subkultur Citayam Fashion Week

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Citayam Fashion Week. Ini fenomena baru yang mengentak Jakarta. Anak-anak penghuni daerah penyangga ibu kota ini telah menunjukkan bahwa ekspresi perlu ruang publik yang menjadi ciri sebuah kota modern. Tanpa ruang publik yang bebas, warga kota akan memanfaatkan ruang-ruang apa saja untuk ekspresi mereka.

Citayam Fashion Week awalnya hanya sebutan setengah meledek para pembuat konten media sosial untuk menunjukkan gaya berpakaian “norak” anak muda yang suka nongkrong di sekitar Dukuh Atas, Jakarta Pusat. Tapi kemudian nama Citayam Fashion Week seperti memiliki tenaga dan identitas sendiri yang menunjukkan kekuatan sebuah kelas masyarakat: menengah-bawah yang punya gaya sendiri sebagai bentuk ekspresi.

Cara mereka memelesetkan nama, cara mereka memilih lokasi, cara mereka memamerkan busana sangat khas sebuah perlawanan awal sebuah subkultur kota yang metropolis. SCBD, yang selama ini kita kenal merujuk pada Sudirman Centre Business Distrik—kawasan bisnis elite di Jalan Sudirman—mereka ganti menjadi Sudirman, Citayam, Bojonggede, Depok. Ini singkatan yang pas dan genuine untuk menunjukkan asal anak-anak remaja ini.

Anak-anak muda yang tanpa ragu memamerkan outfit murah telah menampar hedonisme di media sosial yang menjadi media pamer anak-anak muda yang kaya dari memanfaatkan ruang dunia maya. Anak-anak Bogor, Depok, Bekasi, Tangerang ini sukses menampilkan apa yang umum, apa yang biasa, menjadi unik dan menarik: fashion show tak hanya milik mereka yang glamor.

Kami coba memotret dan menelusuri fenomena sosial ini dalam rubrik Selingan. Ekspresi anak-anak muda itu penting sebagai identitas sebuah kota. Jika kita bisa memanfaatkan ledakan tenaga ekspresi anak-anak muda itu, bukan tidak mungkin mereka akan menjadi wajah baru Jakarta yang segar, yang selama ini jumud oleh gaya pembangunan yang mementingkan modernisme yang kaku yang dipaksakan sebagai wujud Ibu Kota Negara.

Selamat membaca!

Nurdin Kalim
Redaktur Utama

SELINGAN

Ekspresi Nyentrik Demi Eksistensi Diri

Fenomena Citayam Fashion Week menjadi subkultur baru yang mewarnai denyut Jakarta. Para remaja berbusana nyentrik di ruang publik demi menunjukkan eksistensi diri.

Dari Harajuku hingga La Sape

Fashion street atau peragaan busana jalanan juga muncul di sejumlah negara. Simbol ekspresi kebebasan dan kritik anak muda.

KOLOM
Merebut Ruang Publik Jakarta
Citayam Fashion Week menyediakan ruang bagi anak-anak muda untuk mengalami kejutan dari pertemuan-pertemuan tak terduga. Mengapa fenomena ini penting bagi Jakarta?

OPINI
Kota Berkelanjutan
Salah satu ciri pembangunan kota berkelanjutan adalah ruang publik yang bebas. Jakarta sudah lama absen menyediakannya.

SENI

Kembalinya ArtJog
ArtJog 2022 melibatkan komunitas difabel. Tak lagi bertumpu pada karya-karya seniman mapan.

Pameran Seni Anak Difabel 
Di bawah bimbingan seniman Moelyono, enam anak berkebutuhan khusus memamerkan karya di Bentara Budaya Yogyakarta. Seperti apa karya-karya mereka?

Persahabatan Sudjojono-Sindhusiswara
Pameran “Hiduplah Semulianya” menampilkan lukisan-lukisan perupa yang pernah berkecimpung di Tamansiswa. Bagaimana lukisan-lukisan mereka?

POKOK & TOKOH

Nur Haryanto

Pemerhati olahraga, mantan wartawan Tempo

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus