Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum PSSI Erick Thohir dianggap sudah berjuang maksimal untuk dapat mewujudkan pelaksanaan Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia. Anggapan itu muncul meskipun FIFA membatalkan penyelenggaraan ajang tersebut di Tanah Air.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Penilaian terhadap kerja Erick Thohir di pusaran Piala Dunia U-20 muncul dalam hasil jajak pendapat Lingkar Survei Indonesia (LSI) pada Maret 2023. Survei tersebut menggunakan metode random digit dialing atau panggilan nomor telepon secara acak dengan sampel sebanyak 1.229 responden.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Survei LSI soal penilaian publik terhadap kinerja Erick memiliki tingkat kesalahan atau margin of error sebesar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Hasilnya, sebanyak 80,6 persen suara meyakini Erick Thohir telah berjuang maksimal agar FIFA tidak mencabut status tuan rumah Piala Dunia U-20 dari Indonesia.
Adapun persentase suara yang tidak puas dengan upaya lobi Erick sebesar 12,9 persen. "Jika melihat usaha apa yang dilakukan Erick Thohir sudah maksimal. Masyarakat juga menilai hal itu dan saya sependapat. Hanya saja pemerintah tidak bisa mengontrol aksi-aksi politisi kita menyangkut soal isu penolakan Israel," kata pengamat sepak bola Kesit B. Handoyo.
"Seandainya tegas sejak awal, situasinya tidak akan semakin parah. PSSI jadi korban. Dalam situasi yang begini, meski sudah maksimal, sulit bagi Erick Thohir untuk memperbaiki keadaan. Meski demikian, kita patut bersyukur, FIFA tidak menjatuhkan sanksi berat," ujar dia menambahkan.
Pengamat sepak bola lainnya, Muhammad Kusnaeni, juga berpendapat senada. Ia berharap pemerintah memberikan dukungan penuh kepada para pemangku kepentingan olahraga agar perkembangan olahraga di Indonesia dapat semakin maksimal.
"Ironis juga orang seperti Erick Thohir yang sudah berjuang maksimal, dan sejalan dengan arahan Presiden, tidak mendapat dukungan dari sektor lain. PSSI dan pengurus olahraga lain harus duduk satu meja dengan pemerintah. Kita harus putuskan posisi olahraga ke depan seperti apa," kata Kusnaeni.
Selain menilai perjuangan Erick Thohir, dalam jajak pendapat yang dilakukan LSI itu terdapat pula suara yang meminta urusan olahraga jangan dicampur dengan masalah politik. Sebanyak 79,6 persen menjawab setuju, sedangkan 12,0 persen menjawab tidak atau kurang setuju.
Dukungan publik agar Indonesia dapat menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 juga terlihat pada pertanyaan lain jajak pendapat tersebut. Sebanyak 64,1 persen menyayangkan penolakan yang terjadi sehingga FIFA membatalkan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia, sedangkan 28,7 persen menjawab tidak masalah FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah.
"Aturan main di olahraga sudah jelas, berbeda dengan politik. Jika mau jadi tuan rumah hajatan besar olahraga, kita tidak bisa menolak negara-negara yang tidak punya hubungan diplomatik untuk datang dan bertanding," kata Kusnaeni.
FIFA membatalkan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 setelah munculnya gejolak penolakan kedatangan salah satu tim peserta, Israel, oleh beberapa pihak di tanah air. Setelah itu FIFA menjatuhkan sanksi relatif ringan kepada PSSI, yakni hanya berupa pembekuan pendanaan FIFA Forward, dan bukan larangan mengikuti kompetisi internasional atau sanksi berat lainnya.
Adapun Erick Thohir menilai keputusan FIFA ini sebagai kartu kuning bagi sepak bola Indonesia. Ia pun berharap proses transformasi sepak bola Indonesia bisa berjalan baik. Apalagi FI setelah batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. " Apalagi FIFA tetap berkomitmen akan membantu proses tersebut," kata dia.
ANTARA | SKOR.ID | LSI