Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

olahraga

Berlatih lagi, Ciko

Fransisco Lisboa kalah KO di awal ronde kedua oleh lawannya Herman Montes-petinju Meksiko penantang peringkat ke-11 kelas menengah ringan WBC. Buat Fransisco tipis harapan untuk terjun di WBC, WBA.(or)

9 November 1985 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

FRANSISCO Lisboa ternyata hanya bisa bertahan sekitar empat menit. Satu pukulan tangan kiri lawannya, Herman Montes - petinju Meksiko yang disebut-sebut sebagai penantang peringkat ke-11 kelas menengah ringan WBC, di menit pertama, detik ke-28 ronde kedua - kearah perutnya, membuat ia terjengkang. Dan tak bangun lagi. Kekalahan KO pertama, sejak awal tahun lalu ia terjun ke tinju pro, apa boleh buat, harus diterima petinju asal Desa Markade, Dili, Timor Timur, ini. Sekitar 6.000 penonton Istora Senayan, Minggu malam pekan lalu, hanya bisa mengiringi turunnya bekas petinju favorit kejuaraan tinju amatir Piala Presiden 1983 itu dari atas ring dengan tatapan mata kecewa. Bisa dimaklumi karena kekalahan petinju sasana Candradimuka, Bali, yang pernah disebut-sebut punya potensi menjadi juara dunia, itu terjadi begitu cepat. Lebih cepat dari kekalahan KO Yani Hagler dari Dodie Penalosa di menit kedua ronde ketiga, sebulan yang lalu. Mengapa petinju yang pernah jadi bintang di arena amatir itu begitu cepat KO? "Semua orang tahu, Ciko dipukul alat vitalnya. Dan wasit tidak melihat pukulan curang tersebut," kata Dali Sofari, pemilik sasana Candradimuka yang juga investor pertandingan tinju pro malam itu. Tampak berang, maklum, malam itu empat petinju sasananya yang turun bertanding kalah semua, Dali mengatakan, ia punya bukti berupa keterangan dokter yang menyatakan bahwa Ciko memang kena pukul di bagian vital itu. Ia mengatakan, akan mengadukan hal itu kepada KTI. Kepada TEMPO, Montes, yang oleh panitia pertandingan juga diumumkan sebagai penantang peringkat ke-11 kelas menengah welter ringan WBA itu, membantah tuduhan Dali. "Pukulan hook saya mengenai perut bagian kanan petinju Anda. Banyak petinju memiliki kelemahan di bagian itu," kata petinju yang sudah bertanding 47 kali (35 kali menang dan 4 kali kalah) itu, serius. Pengakuan petinju yang kini berusia 27 tahun itu - dua tahun lebih tua dari Lisboa - ini dibenarkan Jafar. "Pukulan Montes jelas masuk. Saya lihat benar itu," kata Jafar menjawab tuduhan Dali. Rasa penasaran, boleh jadi, masih meliputi kubu Ciko. Namun, banyak penggemar tinju lebih penasaran lagi, mengapa ia harus dihadapkan pada petinju yang sudah puluhan kali bertarung, konon, di antaranya di wadah tinju WBC dan WBA, seperti Montes. "Memang sengaja kami atur begitu. Supaya penonton kita semua tahu ketangguhan petinju dari wadah lain, selain IBF," kata Promotor Tinton Soeprapto. Dengan kata lain, menurut Dali Sofari, "Kami ingin memberi warna baru agar penonton kita tak terpukau dengan kehebatan petinju-petinju dari satu wadah tertentu." KEDUA bekas pembalap mobil ini sepintas memang memperlihatkan sikap yang pro WBA dan WBC, dua wadah yang lebih dulu lahir daripada IBF, wadah tinju yang antara lain diperkenalkan oleh Promotor Boy Bolang sejak Mei lalu, kepada masyarakat tinju di sini. "Soalnya, dimana-mana orang tahu, wadah WBC dan WBA lebih diakui dunia daripada IBF," kata Dali. Pendapat Dali ini tak dibenarkan Boy Bolang. "Saya salut ada orang yang meramaikan tinju pro. Tapi, saya bingung dari mana panitia dapat data hingga menyebut-nyebut Montes sebagai salah seorang petinju yang masuk peringkat WBC dan WBA. Yang saya tahu, Montes itu cuma peringkat 12 NABF (Federasi Tinju Amerika Utara)," katanya. Buat Ciko sendiri, sekarang, memang masih tipis harapan bisa bicara banyak di kelas menengah ringan di ketiga wadah WBC, WBA, dan IBF. Sebab, di kelas yang mensyaratkan menerima petinju dengan berat maksimal 74 kg itu, bercokol juara dunia: Thomas Hearns (WBC) dan Mike Cullum (WBA), keduanya dari AS, bersama dengan 10 penantang di bawah mereka. Sedangkan di wadah IBF, Ciko akan bersaing dengan 12 saingan sesama penantang sebelum menghadapi sang juara, Carlo S. Santos dari Puerto Rico. Kenyataan itu diakui pelatih Ciko, Daniel Bahari. Toh, ia masih merasa yakin, petinjunya kelak akan bisa bicara. Untuk itu, atas persetujuan Dali Sofari, tiga bulan mendatang petinju harapannya itu akan diberangkatkan untuk berlatih ke Los Angeles, AS. "Sebab, di sini, Ciko kurang mendapat sparring partner yang sepadan dengan pertarungan berat yang akan dihadapinya," ujar Daniel memberi alasan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus