Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Olahraga

Final Basket IBL: Stapac Jakarta Dijagokan Atasi Satria Muda

Stapac Jakarta diunggulkan bakal mengatasi Satria Muda dalam final pertama Basket IBL di Britama Arena Jakarta, Kamis 21 Maret.

21 Maret 2019 | 05.28 WIB

Pebasket Stapac Jakarta, Damar Grahita (kiri). Antara
Perbesar
Pebasket Stapac Jakarta, Damar Grahita (kiri). Antara

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pentas Liga Bola Basket IBL 2018-2019 telah mencapai panggung pamungkas, yakni partai final antara Stapac Jakarta menghadapi juara bertahan Satria Muda Pertamina Jakarta.

Meski berstatus juara bertahan, Satria Muda harus mengalami fase terseok-seok dan melewati jalan yang terjal untuk mencapai partai final.

Absennya Satria Muda dari Seri I di Semarang, bak buah simalakama. Kendati tak banyak bongkar pasang pemain dibandingkan musim lalu, tentu saja butuh waktu bagi Satria Muda untuk menemukan performa terbaiknya ketika akhirnya mulai melantai sejak Seri II yang kebetulan dilangsungkan di kandang mereka sendiri, GOR BritAma Arena, pada pertengahan Desember 2018.

Dan ironisnya, dua dari tiga laga pertama mereka adalah menghadapi dua tim kuat yakni Pelita Jaya Jakarta dan Stapac sendiri. Sukses membekap Pelita Jaya 70-53 pada Sabtu (18/12), sehari berselang Satria Muda malah dipecundangi Stapac 63-66 di markasnya sendiri.

Musim berjalan, rupanya Satria Muda bukan sedang bermain basket tapi tengah duduk di wahana roller coaster. Naik. Turun. Naik. Turun. Konsisten.

Dengan susah payah, Satria Muda akhirnya berhasil memastikan satu tiket ke babak playoff setelah menempati urutan ketiga Divisi Merah dengan catatan sembilan kemenangan dan sembilan kekalahan (9-9).

Catatan yang tak lebih baik dari lawan mereka di babak playoff pertama, Bank BPD DIY Bima Perkasa Jogja (11-7). Namun mentalitas tim besutan Youbel Sondakh agaknya sudah terasah menghadapi babak gugur, lewat dua gim langsung mereka memastikan tiket ke semifinal.

Di babak semifinal, Satria Muda menghadapi NSH Jakarta, yang menurut sang pelatih Wahyu Widayat Jati, tengah mengalami momentum seperti lawannya itu ketika muncul merombak persaingan demi merebut gelar juara Kompetisi Bola Basket Utama (Kobatama) 1999.

Beruntung bagi Satria Muda, kendati dihadapkan pada cobaan berupa cederanya salah satu pilar utama Jamarr Andre Johnson sejak laga kedua, mereka bisa merebut satu tempat di final lewat kemenangan 2-1 atas NSH.

Di final, Stapac sudah menanti. Tim yang memiliki nakhoda baru asal Lithuania, Giedrius Zibenas, dan menjadikan diri sebagai jawara musim reguler.

Tiga musim absen dari partai final, membuat sang pemilik sekaligus manajer Irawan Haryono kembali memutar otak untuk membawa Stapac kembali ke persaingan papan atas basket Indonesia.

Gibi, demikian ia akrab disapa, memberikan awal yang menjanjikan di Stapac dengan mengantarkan mereka memenangi turnamen pramusim di Solo.

Akan tetapi, di luar perkiraan Stapac justru menelan kekalahan di laga pertama mereka di musim reguler saat dipecundangi Bogor Siliwangi dengan skor 52-61 di Seri I Semarang.

Namun, ibarat atlet pelari cepat, laga itu justru menjadi titik tolak bagi Stapac yang kemudian melesat menutup musim reguler sebagai jawara dengan catatan 17 kemenangan dan satu kekalahan saja.

Dalam perjalanan 17-1 tersebut, selain mengalahkan Satria Muda di BritAma Arena, Stapac juga membukukan kemenangan dalam pertemuan kedua dengan skor 85-78 di Seri IV Solo.

Posisi teratas yang mereka amankan di Divisi Putih praktis membuat Stapac mendapatkan hak langsung melaju ke semifinal, di mana tim besutan Zibenas sukses menang dua gim langsung kontra Pacific Caesar Surabaya.

Tentu saja, di atas kertas, catatan 9-9 di musim reguler ditambah 4-1 di fase playoff milik Satria Muda tak sementereng 17-1 dan 2-0 Stapac.

Tapi, bola basket tetaplah bulat meski dihiasi ulir khasnya. Kesempatan Satria Muda untuk mempertahankan gelar juara tidak bisa dieliminir begitu saja oleh catatan statistik Stapac yang berkilap musim ini.

Penentuan bakal dilakukan dalam rangkaian final yang digelar dalam format best of three alias tim yang meraih dua kemenangan lebih dulu berhak menyandar gelar juara IBL 2018-2019.

BritAma Arena jadi lokasi pertandingan final pertama Basket IBL pada Kamis (21/3), sedangkan Stapac memilih untuk memboyong laga kedua ke GOR C'Tra Arena, Bandung, dua hari kemudian. Dan jika dibutuhkan pertandingan penentuan akan digelar juga di C'Tra Arena pada Minggu (24/3).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus