Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
KERINGAT terus-menerus meluncur di jidat Kwan Sung-yong, 37 tahun. Tangannya tak henti-henti memberikan petunjuk kepada anak buahnya. Biarpun sibuk, pedagang ayam bakar di kawasan Yeuido, Seoul, ini tetap berusaha ramah kepada pelanggannya. Cuma satu yang dikhawatirkan, jangan-jangan ayam persediaannya pada Sabtu pekan lalu itu tidak cukup. Maklum, tiap kali tim Korea Selatan menang dalam pertandingan, serta-merta warungnya diserbu. ”Saya harus menyediakan ayam lebih banyak,” katanya riang.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo