Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Olahraga

Pele dan Diego Maradona, Masih Berdebat Siapa yang Terhebat?

Pele dan Diego Maradona memanaskan perdebatan di dunia sepak bola abad ke-20 sebelum rivalitas Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo muncul.

30 Desember 2022 | 10.20 WIB

Legenda sepak bola Pele dan Diego Maradona menghadiri acara iklan sepak bola pada malam pembukaan Kejuaraan Eropa UEFA 2016 di Paris, Prancis, 9 Juni 2016. REUTERS/Charles Platiau/File Photo
Perbesar
Legenda sepak bola Pele dan Diego Maradona menghadiri acara iklan sepak bola pada malam pembukaan Kejuaraan Eropa UEFA 2016 di Paris, Prancis, 9 Juni 2016. REUTERS/Charles Platiau/File Photo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sebelum Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo muncul, perdebatan soal siapa yang terhebat dalam sepak bola berpusat pada dua laki-laki: Pele dan Diego Maradona. Perdebatan ini selalu muncul selama bertahun-tahun di teras rumah dan di bar, di radio dan di televisi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Pele, legenda Brasil, meninggal pada usia 82 pada hari Kamis waktu setempat, 29 Desember 2022, di Sao Paulo. Warisannya menjejak setelah berhasil memenangkan Piala Dunia sebanyak tiga kali sebagai pemain pada tahun 1958, 1962 dan 1970. Ia berkarier di klub Brasil, Santos, sebelum menaklukkan Amerika Serikat saat membela New York Cosmos.
 
Maradona, yang meninggal pada usia 60 tahun pada tahun 2020, berhasil membawa Argentina menjadi juara Piala Dunia 1986. Di level klub, ia mengangkat Napoli ke masa kejayaan di sepak bola Italia dan Eropa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perdebatan tentang warisan siapa yang lebih besar membuat dunia sepak bola terbagi. Ketika Maradona terpilih sebagai pemain abad ke-20 dalam jajak pendapat FIFA via internet, ada kemarahan yang meluas. Banyak penggemar sepak bola mengeluh sambil menilai bahwa Pele berada pada posisi yang kurang menguntungkan. Pele dianggap kurang populer di kalangan pemilih muda.
 
FIFA mengadakan jajak pendapat lain. Kali ini jejak pendapat dilakukan oleh Football Family, sebutan untuk seluruh anggota FIFA dan yang terlibat dalam organisasi sepak bola tersebut. Pele memenangkan jejak pendapat tersebut. 

Dua jejak pendapat berbeda memungkinkan Pele dan Maradona untuk berbagi masa kejayaan. "Ini Pele, striker yang wilayahnya adalah kotak penalti, pemain yang mencetak gol untuk bersenang-senang dan menjadi Menteri Olahraga, tipe orang yang lebih pendiam," tulis FIFA saat itu.

"Ada Maradona, mungkin pemain paling lengkap yang pernah ada, playmaker dan pencetak gol, secara teknis brilian, tidak dapat diprediksi dan impulsif, baik di dalam maupun di luar lapangan, seorang pemain yang diganggu oleh berbagai masalah selama bertahun-tahun."

Rivalitas Maradona dan Pele melebar pada rivalitas dua raksasa Amerika Latin, Argentina vs Brasil. Karakternya juga berbeda. Banyak orang melihat ini menjadi persaingan dua karakter: tokoh biasa versus tokoh mapan, penyuka pesta versus pria pendiam, pemberontak versus konformis.

Semua orang memihak dan kedua protagonis tidak malu mengungkapkan perasaan mereka sendiri. "Sebagai pemain dia hebat, tapi dia berpikir secara politis," kata Maradona, dalam salah satu kritiknya yang ramah, untuk Pele. Adapun Pele menyebut Maradona adalah contoh buruk dalam sepak bola lantaran kebiasaan mabuk dan menggunakan obat-obatan.  

Namun, tetap saja, kedua orang Amerika Selatan itu bergaul dengan baik ketika mereka bertemu pertama kali pada 1979. Saat itu, Maradona terbang ke Rio de Janeiro untuk bertemu Pele. Pele dengan senang hati menasihati Maradona yang bersemangat untuk memenuhi mimpinya bertemu dengan pemain Brasil itu.

Hubungan mereka memburuk pada tahun 1982 setelah Pele mengkritik Maradona. Pemicunya terjadi saat Maradona dikeluarkan dari lapangan karena menginjak pemain Brasil dalam pertandingan Piala Dunia di Spanyol. Sejak saat itu, mereka menghabiskan waktu puluhan tahun untuk saling mengkritik.

Hubungan mereka membaik. Setelah mendengar kematian Maradona pada 2020, Pele mengatakan, "Saya kehilangan seorang teman baik dan dunia kehilangan seorang legenda." Setelah berjuang melawan kanker usus besar dalam setahun terakhir, Pele pun memenuhi keinginannya untuk bermain sepak bola bersama Maradona di alam baka.

Pemain Portugal Cristiano Ronaldo memerima FIFA World Player 2008 dari legenda Pele dalam acara FIFA World Player of the Year di Zurich, Swiss, 12 Januari 2009. Pele juga menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa Brasil dengan 77 gol dalam 91 pertandingan yang berhasil disamai oleh Neymar. REUTERS/Christian Hartmann/File Photo

Belasungkawa Messi dan Ronaldo

Lionel Messi, yang baru berhasil mengantar Argentina menjadi juara di Piala Dunia 2022, berbagi foto dirinya dengan Pele dalam penghormatan lewat akun Instagram. Ia mengatakan: "Beristirahatlah dengan tenang Pele."

Adapun Cristiano Ronaldo menyebut Pele adalah inspirasi bagi jutaan orang di dunia. "Dia tidak akan pernah dilupakan dan ingatannya akan bertahan selamanya di dalam diri kita semua, pecinta sepak bola," kata dia.

REUTERS | MARCA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus