Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Persiraja Bikin Lawan Ngeri?

Dalam final kejuaraan 6 besar PSSI, Kes. Persiraja berhasil keluar sebagai juara setelah mengalahkan kes. persipura. kejuaraan tahun ini mutunya merosot, pemain banyak disedot galatama.

6 September 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ISTILAH Sabang-Merauke kini tak cuma dalam lagu. Kompetisi utama PSSI telah menggelindingkannya pula dalam pertandingan final di stadion utama Senayan, Jakarta. Malam itu, 31 Agustus, berhadapan Persiraja dari Banda Aceh dan Persipura dari Jayapura. Di kertas, kemenangan lebih dekat bagi Persipura. Lihatlah catatan prestasinya. Tahun 19791 ia menjuarai turnamen 12 Besar PSSI. Prestasi itu masih dilengkapi PS Mandala, inti dari Persipura, yang memboyong Piala Presiden Soeharto lewat kejuaraan antar klub. Persiraja, sekalipun sudah masuk kelompok peserta kompetisi utama, hanya menempati urutan keempat. Sedang klub Podiraja, tulang punggung Persiraja, tak meraih predikat apa pun dalam periode yang sama. Tak heran Erwin Baharuddin, Ketua KONI Jakarta, dan pecandu sepakbola lainnya menjagoi Persipura. Pasar taruhan juga memberikan voor satu gol buat Persiraja. Di lapangan ternyata Persiraja membantai Persipura dengan kemenangan 3 -1. Ini "gara-gara tiga pemain PS Mandala kena musibah (skandal suap), dan kami terpaksa menurunkan pemain yang belum berpengalaman," kata Bas Youwe, Ketua Persipura kepada Max Wangkar dari TEMPO. Apa rahasia sukses Persiraja? Pernah silih berganti pelatih nasional seperti B.A. Mangindaan, Sucipto Suntoro, dan Maryoso menanganinya. Menjelang kompetisi utama 1979-1980 Persiraja dipusingkan oleh pelatih mana lagi yang akan mengasuh. Lantas H. Dimurthala, Ketua Persiraja, mengirimkan 25 pemain berlatih di Singapura. "Supaya lawan jadi ngeri," katanya. Latihan di luar negeri selama 21 hari, menurut pemain Yusmahdi, juga untuk mencegah pandangan negatif dari masyarakat Banda Aceh, mengingat pemusatan latihan diadakan di bulan Ramadan. Selama di Singapura, Persiraja digembleng oleh Andrew Yap. Walau tempat teratas dalam kompetisi utama beralih dari Persija ke tangan Persiraja, wajah persepakbolaan nasional masih tak menggembirakan. Mutunya melorot, "bila dibandingkan dengan kompetisi sebelumnya," kata Ketua Persebaya, Djoko Sutopo, antara lain karena pemain terbaik dalam perkumpulan hijrah ke klub Galatama. Makan Sogok Erwin menunjang pendapat Djoko. "Saya harus ribut dulu dengan pimpinan Jayakarta dalam memilih pemain," katanya. Ia sudah menunda pemindahan Umar Alatas dan Jayadi Said ke Jayakarta Galatama. Ternyata itu pun tak mampu menolong Persija mempertahankan kedudukan. Sekarang Persija menempati urutan keempat. Nasib PSMS, Medan, lain lagi. Selain digerogoti oleh klub Galatama, ia dirundung pula oleh kasus suap. Beberapa pemain seniornya sewaktu mengikuti turnamen Piala Tugu Muda di Semarang, Juli, terlibat makan sogok. Dan Ditambah lagi soal puasa. Akibatnya? "Kami baru benar-benar berlatih justru setelah di Ragunan," kata Kapten PSMS, Nobon. PSMS tiba di Jakarta dan langsung masuk asrama Ragunan, sehari sebelum pertandingan pembukaan, 21 Agustus. Dari enam peserta kompetisi utama (Persiraja, PSMS, Persija, Persebaya, PSM, dan Persipura) adalah PSM dari Ujungpandang bernasib paling menyedihkan. Dengan materi sebagian besar pemain tua, ia menempati urutan terbawah. Dari lima pertandingan, hanya satu kali ia menang (2-1) atas Persebaya. Kemenangan itu memberi PSM nilai dua, sama dengan yang diperoleh Persebaya dari dua kali seri. Namun Persebaya lebih beruntung dalam perbandingan gol rata-rata. Meski semua tim bermain dengan mutu rendah, bukan berarti dari kompetisi utama tak terlihat bakat menonjol. Selain Umar Alatas, dan Jayadi Said yang sudah akan terjun ke Galatama, tercatat nama Ricky dan Ulil Amri dari PSMS, serta Chaerul Achwan dari Persija yang pantas diperhatikan. Bahkan mereka bisa diandalkan untuk PSSI Utama.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus