Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Penyelenggara Wimbledon memutuskan untuk melarang atau tidak mengizinkan petenis asal Rusia mengikuti turnamen grand slam ketiga musim ini, Wimbledon. Keputusan itu merupakan respons atas invasi Rusia ke Ukraina.
All England Club menjadi organisasi tenis pertama yang menolak pemain asal Rusia secara langsung. Sebelumnya, tur ATP dan WTA dan Federasi Tenis Internasional telah mengizinkan petenis Rusia dan Belarus untuk terus berkompetisi. Mereka hanya melarang penggunaan bendera nasional atau memutar lagu kebangsaan.
Tak hanya Wimbledon sebenarnya, para petenis Rusia juga telah dilarang mengikuti kompetisi tim seperti Piala Davis dan Piala Billie Jean King.
Keputusan itu akan menghalangi peringkat dua dunia Daniil Medvedev dan peringkat delapan dunia Andrey Rublev untuk bersaing dalam sektor putra Wimbledon.
Rublev menjadi sorotan pada bulan lalu ketika dia menulis 'Tolong Jangan Perang' di lensa kamera televisi setelah memenangi pertandingan di Dubai.
Di sektor putri ada 3 petenis yang terkena dampak dari kebijakan tersebut. Mereka adalah Anastasia Pavlyuchenkova (peringkat 15 dunia), Daria Kasatkina (peringkat 26), dan Veronika Kudermetova (peringkat 29).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sejauh ini sikap larangan tampil di Wimbledon baru sebatas menyasar petenis Rusia. Panitia tidak secara jelas menyebutkan apakah petenis Belarus juga dilarang. Sebab, dalam konteks invasi Rusia ke Ukraina, Belarus merupakan pihak yang mendukung perang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Tercatat ada 2 petenis putri dari Belarus. Mereka adalah Aryna Sabalenka (peringkat 4 dunia), dan Victoria Azarenka (peringkat 18).
Belum lama ini dilaporkan bahwa pemerintah Inggris sedang berkoordinasi dengan asosiasi tenis lapangan rumput Inggris untuk mempertimbangkan larangan atlet Rusia di Wimbledon.
"Kami sedang dalam dialog yang sangat dekat dengan All England Club, pemerintah dan tur," ujar Kepala Eksekutif Asosiasi Tenis Lapangan Tumput (LTA) Steve Lloyd.
"Kami sangat menyadari sentimen publik di area ini. Kami mencoba untuk menavigasi seperti apa yang perlu terlihat dalam acara musim panas di Inggris tahun ini," tutur Lloyd soal turnamen Wimbledon yang dijadwalkan bergulir pada 27 Juni 2022.