Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Silat dari Negeri Paman Ho

Vietnam sukses meloloskan bela diri khasnya masuk ke SEA Games. Indonesia berharap ”mencuri” enam medali emas pada cabang ini.

13 Juni 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tiga lelaki bersenjata mengepung seorang perempuan berperawakan mungil. Dua yang menghunus golok menerjang hampir bersamaan. Secepat kilat, mereka tersungkur setelah Agung Weni mendaratkan tinju dan tendangan

Pria yang tersisa maju sambil mengayunkan kapak. Weni menghindar. Mundur mengambil ancang-ancang, hap…, ia meloncat tinggi, menjulurkan kedua kaki ke arah kepala si penyerang sehingga tubuhnya menyerupai gunting yang melayang. Lalu Weni menjepit kepala lawannya, memutar badan sehingga membanting lelaki berkapak itu sampai terjengkang.

Jurus ”menggunting” kepala. Itulah nama serangan yang diperagakan Weni, 27 tahun, saat berlatih di kompleks Yayasan Dwijendra, Denpasar, Jumat dua pekan lalu. Bersama sekitar 30 atlet lainnya, ia berlatih vovinam, ilmu bela diri asal Vietnam, yang dipertandingkan untuk pertama kalinya di SEA Games XXVI Palembang, November nanti. ”Vovinam jauh lebih keras daripada silat,” kata Weni, yang pernah menjuarai pencak silat se-Bali.

Vovinam diperkenalkan oleh Nguyn Lc pada 1938. Bela diri yang dikembangkan untuk membekali anak-anak muda dalam melawan penjajah Prancis ini kemudian tersebar ke Eropa, dibawa para korban perang Vietnam yang mengungsi ke Prancis. Dari sana vovinam masuk ke negara-negara yang pernah jadi koloni Prancis, antara lain Burkina Faso di Afrika.

Kini diperkirakan ada seratus ribu pesilat vovinam di perguruan yang tersebar mulai Prancis, Amerika Serikat, Rusia, Iran, hingga Burkina Faso. Pada usia 70 tahun olahraga ini, 24 perguruan berkumpul di Ho Chi Minh untuk mendirikan Federasi Vovinam Internasional. ”Pembentukan Federasi ini dimaksudkan agar vovinam dikenal dunia,” ujar Nguyen Danh Thai, Deputi Menteri Kebudayaan Olahraga dan Pariwisata Vietnam, yang juga Presiden Federasi Vovinam Internasional, kepada VietNamNet.

Silat Vietnam pun mulai disebarkan ke negara-negara yang belum mengenalnya, termasuk Indonesia. Yayasan Dwijendra di Denpasar jadi pintu masuk vovinam ke Tanah Air. Kebetulan yayasan yang mengelola taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi ini sering bekerja sama dengan perguruan tinggi di Vietnam. Sejak tiga tahun lalu, Yayasan Dwijendra menjadi pusat latihan vovinam di Tanah Air. ”Sejauh ini vovinam memang baru di Bali saja,” kata Ketua Yayasan Dwijendra Ida Bagus Wiyana.

Kejuaraan dunia vovinam pertama diselenggarakan di Ho Chi Minh pada November 2009—Indonesia merebut dua medali emas dan menyabet gelar juara umum II. Target go international-nya adalah memasukkan vovinam ke Olimpiade. Selama bertahun-tahun upaya itu mentok karena cuma didukung Kamboja, Laos, dan Thailand.

Demi memperoleh dukungan, Federasi Vovinam menawarkan bantuan mengirim pelatih. Atlet vovinam dari negara tetangga juga diundang berlatih secara cuma-cuma di Vietnam selama sebulan. Khusus Indonesia yang tuan rumah, Vietnam memberi jatah lebih banyak.

Usaha itu tak sia-sia. Pada sidang penentuan cabang olahraga SEA Games XXVI di Jakarta, Mei 2010, vovinam berhasil lolos. Malaysia dan Filipina menolaknya, tapi tiga negara tetangga Vietnam dan Indonesia mendukung.

Usaha mengangkat ”derajat” bela diri tradisional ke tingkat regional, lalu dunia, oleh negara-negara di Asia bukan hal baru. Indonesia memasukkan pencak silat sebagai cabang yang dipertandingkan ketika menjadi tuan rumah pada 1987.

Tak berubah status arnis sebagai cabang ekshibisi sejak 1991, Filipina sukses mengegolkan ilmu bela diri khasnya itu pada SEA Games XXIII Manila pada 2005. Tuan rumah merajai pengumpulan medali. Indonesia tak kebagian medali, tapi Timor Leste merebut medali SEA Games pertamanya pada cabang ini dengan menggondol tiga perunggu.

Selain arnis, SEA Games Manila itu menampilkan cabang bela diri baru lainnya: muay Thai. Dua perhelatan setelahnya, ilmu bela diri asli Thailand ini bertahan, tapi tahun ini tak lolos dan tempatnya diambil vovinam.

November mendatang di Jakarta, cabang vovinam akan mempertandingkan sepuluh nomor seni dan enam nomor laga. Pada nomor seni perseorangan, pesilat vovinam harus menampilkan minimal lima jurus. Sedangkan nomor seni berkelompok harus memperagakan enam jurus. Semakin variatif kombinasi jurusnya, nilainya semakin tinggi.

Pada nomor laga, setiap pesilat akan bertarung dalam tiga ronde, yang masing-masing berlangsung selama dua menit. Pukulan telak pada badan bernilai satu, sedangkan serangan pada wajah bernilai dua. Kemenangan mutlak diraih apabila ada pesilat yang sukses ”menggunting” kepala hingga lawan terjengkang.

Pelatih kontingen Indonesia, Wayan Suwita, melihat anak didiknya, yang rata-rata mantan pesilat, masih kesulitan dengan sistem pertandingan tersebut. ”Mereka masih ragu-ragu karena, dalam silat, kepala dan muka tak boleh diserang,” ujarnya.

Menurut dia, pesilat Indonesia juga belum jago melancarkan jurus pamungkas ”menggunting” kepala karena membutuhkan kemampuan teknis yang sangat tinggi. ”Berlatih jurus ini juga sangat berisiko membuat mereka atau rekan latihnya cedera.”

Demi memastikan raihan medali, Federasi Vovinam Indonesia menyiapkan kontingen gemuk, berisi 28 pesilat. Menghadapi kemungkinan cedera yang tinggi, satu pesilat hanya akan turun pada satu nomor. ”Jadi peluang meraih medali tidak akan terganggu meski ada yang cedera,” kata Suwita.

Federasi berencana mengirim pesilatnya berlatih ke Vietnam bulan depan. Mereka sekaligus akan mengikuti kejuaraan dunia vovinam di Ho Chi Minh. Setelah itu, mereka bertolak ke Guangzhou, Cina, untuk mengikuti latihan pemantapan fisik. Januari lalu, Wayan Suwita berangkat ke Vietnam untuk mendalami teknik bela diri ini sekaligus aturan pertandingannya. ”Jangan sampai kita kalah hanya karena masalah teknis,” katanya.

Ida Bagus Wiyana yakin Indonesia lebih unggul dalam nomor seni. ”Kita lebih ekspresif, jadi ada kemungkinan mengalahkan Vietnam sekalipun,” ujarnya. ”Kami menargetkan meraih enam medali emas.”

Oktamandjaya Wiguna, Rofiqi Hasan (Bali)


Jurus-jurus Vovinam

Don Chan
Teknik serangan kejutan bertujuan menjatuhkan lawan dengan menjepit tubuh lawan memakai kaki, lalu membantingnya. Sasaran jepitan kaki itu mulai dari kaki hingga kepala.

Don Chan Tan Cong so 12
Melompat tinggi dengan kaki membuka seperti gunting, menjepit kepala lawan di antara kaki, lalu memutar badan untuk membanting. Ini salah satu teknik andalan vovinam.

The Khoa Go Can Ban
Jurus-jurus khoa adalah teknik melepaskan diri dari cengkeraman atau cekikan lawan.

The Khoa Go Can Ban so 1
Saat lawan mencekik leher, lebarkan kaki, tekuk kedua lutut, dan hajar bagian dalam sikut lawan untuk melonggarkan cengkeraman, lalu pukul leher lawan menggunakan bagian sisi telapak tangan, dilanjutkan menarik kepala lawan ke arah dada sendiri sambil menendang dada lawan dengan lutut.

Don Chan Tan Cong so 1
Melompat, lalu satu kaki menendang lutut, sedangkan kaki lain mengait pergelangan kaki

Chien Luoc
Strategi tarung menyerang berisi serangkaian pukulan, tendangan, dan bantingan.

Chien Luoc Hai
Strategi dengan satu serangan tipuan dan ditutup dengan satu bantingan. Dimulai dengan tinju lurus ke arah dada agar lawan menangkis sehingga bagian kepala tidak terlindungi. Lalu dengan cepat tangan kanan menebas leher bagian kiri lawan dari depan, sementara pada saat yang sama kaki kanan menghajar lutut kaki kiri lawan sampai terangkat sehingga lawan kehilangan keseimbangan dan jatuh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus