Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ferdie Pacheco, dokter yang menjadi cutman petinju legendaris Muhammad Ali, meninggal pada 16 November 2017 di Tampa, Florida, dalam usia 89 tahun.
Pacheco selalu siap sedia di sudut ring bersama pelatih Ali yang juga sudah meninggal, Angelo Dundee. Ali meninggal pada 3 Juni 2016 dalam usia 74 tahun, sedangkan Dundee meninggal 3 Juni 2012 dalam usia 90 tahun.
Sebelum meninggal, Pacheco menyampaikan penyesalan yang sangat soal kekekeliruannya menjaga kesehatan Ali.
Baca: Istri Ungkap Alasan Legenda Tinju, Muhammad Ali, Masuk Islam
"Seusai bertarung melawan Joe Frazier tahun 1975, seharusnya Ali pensiun. Dokter Frank Guardino dari Komisi Atletik New York suatu ketika pernah memberitahu saya bahwa dari hasil pemeriksaan medis menunjukkan, ginjal Ali sudah hancur," ujar Pacheco bercerita, yang disampaikan dalam otobiografinya Blood In My Coffee.
"Guardino lantas meminta saya agar menyarankan Ali untuk pensiun, demi kesehatannya di masa tua. Dia juga bilang bahwa tidak akan mengumumkan ke publik soal temuan bahwa ginjal Ali sudah rusak parah, namun Guardino tidak akan pernah lagi mengeluarkan izin bagi Ali untuk bertanding di New York," kata Pacheco lagi dalam otobiografinya tersebut.Muhammad Ali bersama pelatihnya Angelo Dundee (tengah) dan Ferdie Pacheco dokter pribadinya. (silverscreenartist.com)
Pacheco menyampaikan temuan Guardino itu lewat surat kepada Veronica (istri ketiga Ali), Dundee (pelatih), dan Herbert Muhammad (manajer). Namun tidak satu pun dari ketiganya yang merespon surat Pacheco.
Mengetahui sarannya tidak direspon, Pacheco lantas memutuskan untuk mengundurkan diri dari tim Ali tahun 1977, usai Sang Legenda bertanding melawan Ernie Shavers. Ali masih meneruskan karier tinjunya hingga pensiun tahun 1981, setelah kalah angka 10 ronde dari Trevor Berbick dalam pertarungan di Bahama.
Baca: Inilah Biaggio Ali Walsh, Cucu Legenda Tinju Dunia Muhammad Ali
Di masa tuanya, Ali terserang sindrom parkinson. Sebelum meninggal, dia lumpuh dan tidak bisa bicara sejak 2013. Ali juga diketahui menderita berbagai macam komplikasi penyakit, salah satunya pneumonia.
"Ali memilih untuk mengambil risiko, dan harga itulah yang harus dia bayar di masa tuanya," kata Pacheco lagi.
Pacheco bertemu Ali tahun 1960 di sasana milik Dundee, 5th Street Gym di Miami, Florida, saat sang petinju masih bernama Cassius Clay. Sejak saat itu, trio tersebut selalu bersama. Hingga suatu saat di pertengahan 1970an, Pacheco meneliti bahwa reaksi dan kecepatan Ali sudah menurun sehingga mengambil keputusan untuk menyarankannya pensiun.
Baca: Dapat Ilham Saat Dipukul KO Ali, George Foreman Kini Kaya Raya
Sayang, saran dokter tinju legendaris itu diabaikan Muhammad Ali. Petinju hebat itu harus menanggung derita di masa tuanya, sebelum akhirnya meninggal dan dimakamkan di kota kelahirannya, Louisville, Kentucky.
THE SUN | BLOOD IN MY COFFEE
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini