Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Tangerang - Tempo mendapatkan kesempatan untuk menjajal mobil listrik imut Wuling Air EV di kawasan Serpong, Tangerang, Senin, 15 Agustus 2022. Mobil yang kami coba adalah tipe Long Range atau tipe tertinggi dengan harga Rp 295 juta (jarak tempuh baterainya hingga 300 km sekali isi daya). Sedangkan untuk model Standard Range dengan jarak tempuh hingga 200 km dibanderol Rp 238 juta.
Impresi pertama saat masuk ke dalam kabin Air EV adalah mobil ini cukup lapang meski dimensinya imut (panjang 2.974 mm, lebar 1.505 mm, dan tinggi 1.631 mm, serta jarak sumbu roda 2.010 mm).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Redaksi Tempo memiliki tinggi 165 cm dan masih cukup terasa lapang ketika memasuki kabin. Saat dicoba dengan menambah penumpang belakang dengan tinggi 170 cm, ruang kaki juga masih cukup nyaman. Apalagi depan bisa diatur maju mundur sesuai kebutuhan.
Mobil ini memiliki tidak memiliki anak kunci, tetapi digantikan dengan semacam remote berbentuk segi empat pipih dan memiliki tiga tombol yakni membuka kunci pintu, mengunci pintu, dan membuka bagasi. Lalu bagaimana menghidupkan mobil ini?Test drive Wuling Air EV di kawasan BSD, Tangerang, 15 Agustus 2022. TEMPO/Wawan Priyanto
Product Planning Wuling Motors Indonesia Danang Wiratmoko mengatakan bahwa pintu mobil bisa otomatis dibuka hanya dengan menyentuh tombol yang diatas handle pindu pengemudi. Syaratnya, remote tadi dibawa oleh si pengemudi, bisa ditempatkan di saku celana atau di tas.
Saat pintu terbuka dan pintu ditutup, kemudian kaki kanan cukup menginjak rem sampai indikator ‘Ready’ muncul di layar monitor di yang terletak di depan setir. “Kalau tanda ‘Ready’ sudah muncul, mobil sudah bisa dijalankan,” kata Danang yang ketika itu menemani Tempo mengitari area sekitar BSD City, Tangerang.
Pengemudi tinggal memutar knop transmisi yang terletak di bagian depan konsol tengah. Mobil sudah bisa dijalankan.
Torsi Instan
Keunggulan dari mobil listrik adalah mampu menghasilkan torsi instan dari motor listrik langsung ke roda penggerak. Jadi pengalaman kami saat kaki kanan menginjak pedal gas, mobil langsung berakselerasi dengan cepat dan terasa ringan.
Oh iya, Air EV ini dibekali dengan motor listrik 30 kW (setara dengan 40 hp) yang terletak di roda belakang. Tenaga dari motor listrik ini mengalir ke roda belakang sebagai penggerak melalui transmisi single reduction gear.
“Torsi instan dari motor listrik langsung ke roda inilah yang membuat akselerasi Air EV bisa lebih cepat untuk mencapai kecepatan tinggi dibanding mobil dengan mesin pembakaran internal,” ujar Danang.Interior Wuling Air EV dengan dual monitor berukuran besar, 15 Agustus 2022. TEMPO/Wawan Priyanto
Akselerasi cepat mobil listrik ini, lanjut Danang, ditunjang oleh penggunaan ban belakang dengan profil ban 145/70R12 (velg 12 inci). “Dari studi yang dilakukan Wuling pusat di Cina, penggunaan ban 12 inci ini dinilai pas untuk dimensi Air AE. Tidak hanya membuat akselerasi lebih cepat, tetapi juga mampu menghemat konsumsi energi (listrik) saat berkendara,” tutur dia.
Pengemudi, Danang menambahkan, dapat memilih tiga mode berkendara sesuai dengan kebutuhan. Tiga mode berkendara itu adalah Eco, Normal, dan Sport. Cara mengoperasikan dengan menekan tombol paling kanan di bawah monitor di tengah dashboard, yang terletak sebaris dengan tombol pengoperasian AC.
“Menurut kami, dengan mode Normal saja sudah cukup responsif, tetapi jika mau pakai mode Sport ya akan lebih cepat lagi. Hanya saja, dampaknya tentu akan lebih boros ke konsumen energi,” kata Danang.
Selanjutnya Kabin Lebih Senyap...
Kabin Senyap
Pengalaman lain yang Tempo dapatkan ketika menjajal mobil ini sebagai pengemudi maupun penumpang adalah kesenyapan kabin. Meski mobil listrik tidak menghasilkan suara yang keluar dari knalpot, tapi suara tapak ban yang berjalan di atas permukaan aspal biasanya masih mungkin ‘bocor’ hingga ke kabin. Tetapi, pengalaman itu lumayan minim dirasakan Tempo. Padahal jalur yang kami lalu beberapa di antaranya melintasi permukaan jalan dari paving block.Test drive Wuling Air EV melewati jalanan dari paving block di kawasan BSD, Tangerang, 15 Agustus 2022. TEMPO/Wawan Priyanto
Awalnya kami menduga karena melintas di jalur tersebut dalam kondisi pelan (di bawah 40 km per jam). Ketika kecepatan ditambah hingga 80 km per jam, suara kabin tetap terasa tenang dan senyap.
Sekadar informasi, Air EV menggunakan suspensi McPherson untuk depan dan 3-link coil spring pada bagian belakang. Lagi-lagi Danang menyampaikan bahwa penggunaan ban 12 inci turut memiliki andil dalam meminimalisasi kebisingan di dalam kabin.
Fitur Modern
Keunggulan lain dari Air EV yang ditunjukkan saat sesi test drive adalah adanya fitur Hold Hill Control (HHC) dan Auto Hold. Jaur untuk test drive sengaja dibuatkan jalanan dengan tanjakan cukup terjal dan turunan curam. Tanjakan terjal digunakan untuk menguji fitur HHC, yakni fitur yang berfungsi mencegah mobil meluncur mundur meski pengemudi tidak menginjak pedal rem. Dari posisi berhenti di tanjakan itu, untuk menjalankan kembali pengemudi cukup menekan kembali pedal gas.
Sedangkan Auto Hold berfungsi untuk menahan mobil melaju ketika pengemudi sudah menginjak pedal rem dan melepaskannya. Ini berlaku saat mobil melaju di jalanan dengan turunan curam maupun saat stop and go alias melaju di kemacetan. Sama seperti fitur HHC, pengemudi cukup menginjak kembali pedal gas untuk menjalankan mobil.
Selanjutnya Handling dan Manuver Lebih Lincah...
Handling dan Manuver
Poin penting dari mengemudi mobil adalah pandangan pengemudi yang luas, baik ke depan, samping kiri-kanan, hingga belakang. Desain boxy Air EV membuat pengemudi memiliki pandangan yang luas dengan blind spot sekecil mungkin. Dimensi imut model ini turut membantu pengemudi dalam bermanuver.Test drive Wuling Air EV dengan menguji fitur Hold Hill Control dan Auto Hold di kawasan BSD, Tangerang, 15 Agustus 2022. TEMPO/Wawan Priyanto
Di jalur pengujian, panitia menyusul cone untuk putar balik di jalur sempit. Jarak sumbu roda 2.020 mm dengan dimensi panjang 2.974 mm, lebar 1.505 mm, dan tinggi 1.631 mm membuat mobil ini cukup mudah melintasi rintangan berupa cone yang dijejer segaris lurus dengan jarak 3 meter setiap cone. Ada sekitar lima cone yang dijejer dan mobil imut ini bisa meliuk-liuk dengan lincah.
Baterai dan Pengisian Daya
Wuling Air EV Standar Range dibekali baterai Lithium Ferro-Phosphate dengan kapasitas 17,3 kWh/115 V yang bisa digunakan untuk berkendara hingga sejauh 200 km. Baterai ini bisa diisi daya selama 8,5 jam (dari 20 persen hingga 100 persen) dengan pasokan 2.0 kW (AC).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sedangkan Air EV Long Range memiliki kapasitas 26,7 kWh/115 V dengan jarak tempuh hingga 300 km. Tipe ini memerlukan waktu 4 jam untuk mengisi daya dengan pasokan listrik sebesar 6,6 kW (AC).
Wuling mengklaim baterai ini kedap air (waterpoof) telah mengalami pengujian secara ekstrem dalam berbagai kondisi cuaca dan mengantongi setrifikasi IP67 (artinya perangkat tersebut mampu bertahan dalam air hingga satu meter dalam 30 menit dan kedap debu).
Wuling bahkan memamerkan pengujian baterai ini di GIIAS 2022 dengan cara meremdam baterai ke dalam boks berisi air. Pengujian dipamerkan kepada pengunjung GIIAS 2022 di booth Wuling.
Kesimpulan
Wuling Air EV dengan dimensi yang kecil menawarkan pengemudian yang mudah dan menyenangkan, terutama untuk berkendara di jalanan sempit dan macet. Baterai dengan jarak tempuh hingga 200 km dan 300 km rasanya cukup untuk pengemudian jarak pendek seperti mengantar anak sekolah, belanja di pasar atau ke mall, dan mobilitas pendek lainnya.
Satu yang kami tidak begitu suka adalah fitur atau tombol pengatur audio dan informasi MID pada setir yang terlalu sederhana. Mungkin karena disesuaikan dengan tampilan warna interior, tapi alangkah bagus jika didesain dengan penampilan lebih elegan.
Baca juga: Jual Rolls-Royce, Jusuf Hamka Lebih Pilih Wuling Air EV