Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan rintisan produsen mobil self driving seperti Cruisie dan Pony.ai memulai pengujian mobil otonom atau kendaraan tanpa awak tahun lalu di California, AS.
Mobil otonom alias kendaraaan nirawak tadi dilengkapi dengan tambahan fitur Operator Manusia. Fitur ini mungkinkan mobil tanpa pengemudi tapi kursi penumpang diisi operator keselamatan.
Di mobil uji coba tersebut juga dilengkapi tombol merah yang bisa dipencet operator keselamatan untuk menghentikan mobil jika terjadi kondisi darurat.
Produsen mobil listrik Tesla baru-baru ini juga meluncurkan mobil versi uji coba perangkat lunak Full Self Driving. Tapi Tesla sembari memberi pesan kepada pengemudi bahwa, "Bersiap untuk segera bertindak, terutama di tikungan buta, persimpangan persimpangan, dan dalam situasi mengemudi dengan jalur sempit.”
Mengutip Tempo.co, National Highway Traffic Safety and Administration (NHTSA) Amerika Serikat melakukan penyelidikan terhadap sistem bantuan pengemudi Autopilot milik Tesla karena serangkaian kecelakaan fatal.
Waymo, perusahan pengembangan teknologi mobil self driving, pada 2018 meluncurkan robotaxis komersial pertama di Kota Phoenix, AS.
Meski begitu, penerus proyek mobil self driving Google tersebut masih membutuhkan manusia di dalam mobil sebagai "mata kedua" jika terjadi situasi darurat dan sulit.
Apakah mobil otonom atau kendaraan tanpa awak saat ini sudah bisa disebut self driving?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
HEDWIGE | REUTERS | TEMPO.CO | JOBPIE