Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pilkada

Alasan Gerindra Jajaki Koalisi dengan Golkar pada Pilkada 2024 di Kabupaten Bogor

Dengan perolehan 12 kursi di Pileg, Gerindra bisa mengusung pasangan calon sendiri di Pilkada 2024 Kabupaten Bogor.

4 Mei 2024 | 12.02 WIB

Ketua DPC Partai Gerindra Iwan Setiawan dan Ketua DPD Partai Golkar Wawan Hikal Kurdi di Sekretariat DPC Partai Gerindra, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat, 3 Mei 2024. ANTARA/M Fikri Setiawan
Perbesar
Ketua DPC Partai Gerindra Iwan Setiawan dan Ketua DPD Partai Golkar Wawan Hikal Kurdi di Sekretariat DPC Partai Gerindra, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat, 3 Mei 2024. ANTARA/M Fikri Setiawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Kabupaten Bogor, Jawa Barat, membuka peluang berkoalisi dalam pemilihan kepala daerah atau Pilkada 2024. Komunikasi kedua partai tersebut diawali dengan silaturahmi jajaran pengurus DPD Golkar ke Sekretariat DPC Gerindra Kabupaten Bogor di Cibinong, Jumat, 3 Mei.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

“Kami ingin sesuai arahan dari pusat, Koalisi Indonesia Maju (KIM) dibangun sampai bawah linear," ujar Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Bogor Iwan Setiawan usai menerima kunjungan jajaran pengurus DPD Golkar Kabupaten Bogor.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Partai Gerindra Kabupaten Bogor dengan modal perolehan 12 kursi pada Pemilu Anggota Legislatif atau Pileg 2024 bisa mengusung pasangan calon bupati dan wakil bupati sendiri di Pilkada 2024.

Namun, Iwan mengatakan Gerindra memegang teguh prinsip Ketua Umum Prabowo Subianto yang menganggap partai pemenang tidak bisa berjalan sendiri, sehingga harus melibatkan partai lain.

"Bukan tidak percaya diri tapi berbagi dan kami diperintahkan untuk membangun komunikasi. Memang statement Pak Prabowo harus bersama-sama, begitu pun di Bogor," tutur Iwan.

Adapun Ketua DPD Golkar Kabupaten Bogor, Wawan Hikal Kurdi, di tempat yang sama menyebutkan jajaran pengurus DPD Golkar sedang masif berkomunikasi dengan partai politik menjelang Pilkada 2024.

Wawan mengatakan, sebelum mengunjungi Sekretariat DPC Partai Gerindra Kabupaten Bogor, jajaran pengurus DPD Golkar juga telah berkunjung ke Sekretariat DPC PKB, DPC Partai Demokrat, DPD PKS, dan DPD Partai NasDem.

Dia menuturkan kunjungan ke sejumlah sekretariat partai politik di Kabupaten Bogor untuk mendaftarkan Wakil Ketua DPW Partai Golkar Ade Ruhandi alias Jaro Ade sebagai bakal calon Bupati Bogor.

Pengurus MUI Kabupaten Bogor Mendaftar ke PKB

Adapun Ketua Bidang Pendidikan dan Pengkaderan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor, Aep Saepudin Muhtar alias Gus Udin, mendaftarkan diri sebagai bakal calon Bupati Bogor ke Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk Pilkada 2024.

“Hari ini, saya secara resmi mendaftar sebagai bakal calon bupati dari PKB,” ujar Gus Udin setelah menyerahkan formulir pendaftaran di Sekretariat DPC PKB Kabupaten Bogor, Cibinong, Kamis, 2 Mei 2024.

Dia mengatakan menjadikan PKB sebagai partai pertama untuk menjembatani dia dalam Pilkada. Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Bogor itu menyebutkan PKB memiliki kedekatan emosional dengan dirinya. Menurut dia, NU dengan PKB memiliki sejarah yang tidak bisa dipisahkan.

Menurut dia, NU dan PKB memiliki ideologi yang sama. Hal itu yang membuat dia menjadikan PKB sebagai partai pertama dalam menempuh kontestasi Pilkada.

Gus Udin mengungkapkan capaian perolehan suara sebagai calon DPD RI Perwakilan Jawa Barat lalu menjadi tolok ukur dirinya berani maju di Pilkada, yakni sebanyak 649.191 suara, yang 91.790 suara di antaranya merupakan pemilih Kabupaten Bogor.

Ketua DPC PKB Kabupaten Bogor Edwin Sumarga menjelaskan PKB terbuka bagi siapa pun yang ingin mendaftarkan diri sebagai bakal calon bupati. Namun, kata dia, penetapannya dilakukan oleh DPP PKB.

Edwin mengingatkan kepada setiap orang yang mendaftarkan diri di PKB untuk meningkatkan popularitas dan merumuskan gagasan-gagasan, karena menjadi tolok ukur penilaian DPP PKB. 

“Nanti ada parameter dan ukuran, toh yang menentukan itu DPP bukan kami. Kami hanya sebagai jembatan. Itu ada parameter, salah satunya survei, makanya saya sarankan Gus Udin untuk mulai menaikkan popularitas. Toh beliau ini sudah populer,” kata Edwin.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus