Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

<font size=2 color=brown>Konsolidasi Partai</font><br />Poros Tengah Agak Pelangi

Partai-partai Islam mulai melakukan konsolidasi mengulang sukses Poros Tengah. Ada modifikasi bentuk.

16 Februari 2009 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TAK ada kata kedaluwarsa dalam rumus politik Amien Rais. Tokoh reformasi 1998 ini sedang giat membangun Poros Tengah jilid kedua, sebagai upaya mengusung calon presiden alternatif menghadapi Susilo Bambang Yudhoyono dan Megawati Soekarnoputri, yang hampir pasti bertarung kembali.

”Kesempatan terbaik ya 2009 ini,” kata Amien, pekan lalu. Sepuluh tahun silam, dimotori Amien, partai Islam yang ”berserakan” bisa bersatu. Ketika itu kekuatan politik didominasi pendukung Megawati dan Habibie, sementara tokoh-tokoh Islam sudah tak punya harapan. Tapi, nyatanya, Poros Tengah berhasil membalikkan keadaan.

Adalah Ketua Muhammadiyah, Din Syamsuddin, yang pertama kali melontarkan wacana ini. Dalam forum rapat Partai Bulan Bintang enam bulan lalu, Din menyampaikan ceramah perlunya koalisi strategis partai-partai Islam dan partai berbasis massa Islam. Wacana ini terus digulirkannya dalam setiap kesempatan.

Menurut Din, partai Islam merupakan kekuatan besar. Pada 1999 saja, gabungan suara partai Islam memper­oleh 35 persen suara, dan 38 persen pa­da 2004. ”Bisa mengusung calon sendiri bila bergabung,” katanya. Atau, paling tidak, ”Jangan sampai partai Islam cuma pelengkap penyerta kekuatan politik lain.”

Wakil Ketua Partai Bulan Bintang, Hamdan Zoelva, mengatakan ide Din terus dikomunikasikan di antara elite partai Islam. Tapi masing-masing belum mau terbuka mengenai koalisi partai Islam, karena khawatir kehilangan pemilih. Maklum, mereka berebut basis massa sama. ”Partai kan juga harus melakukan konsolidasi internal untuk pemilu legislatif?” katanya.

Poros yang digulirkan Amien mirip dengan Din. Amien menyebutnya ”Poros Penyelamat Bangsa”. Reformasi yang dicita-citakan, katanya, tak sesuai dengan harapan, dan karena itu perlu diselamatkan. ”Sedikit banyak ingin mengulangi Poros Tengahlah, tapi setting-nya beda,” kata Zulkifli Halim, politikus Partai Amanat Nasional di lingkar dalam Amien.

Poros Tengah jilid kedua, katanya, telah dimodifikasi. ”Bahan-bahannya­ ­(pe­lakunya) bisa sama, tapi masakannya (koa­lisinya) pasti beda,” kata Zul­kifli.­ Poros ini tak melulu partai Islam, tapi ju­ga merangkul kalangan nasionalis. ”Agak pelangi, ada merah putih hijau­nya.”

Menurut Zulkifli, lobi para elite par­tai makin intensif, dan sudah mulai mengkristal bagi terbentuknya kekuat­an di luar blok ”M” (Megawati) dan ”S” (SBY). Lalu, siapa figur yang diusung? ”Belum sampai ke sana,” kata Zulkifli. ”Sekarang baru penyamaan visi.”

Sumber Tempo mengatakan, besar kemungkinan poros Amien bakal digandengkan dengan Poros Indonesia­ Raya—bentukan Partai Gerindra. Bahkan, menurut dia, sudah ada skena­rio menjodohkan keduanya, entah Prabo­wo-Amien atau Amien-Prabowo.

Zulkifli membantah ”perjodohan” ini.­ ”Tak cuma dengan Prabowo,” kata­nya.­ ”Sultan dan Wiranto juga mera­pat.” ­Ta­­pi, menurut sumber Tempo, meski ­ba­nyak­ tokoh merapat ke Amien, baru Prabowo yang dianggap sudah­ masuk­ ke ”ruang tengah” hati­nya Amien. ”Yang ­la­in baru di teras atau di ruang tamunya.”

Wakil Ketua Partai Gerindra, Fadli­ Zon, mengakui adanya pertemuan informal dengan Din dan Amien. ”Ga­gasan mereka punya irisan yang sama dengan kami,” kata Fadli. ”Saya kira ada potensi bergabung dengan Poros Indonesia Raya.”

Ketika ditanya tentang sosok Prabowo, Amien sendiri seperti melempar sinyal. ”Saya tertarik pada setiap langkah yang ingin mengembalikan bangsa ini ke rel konstitusi, proklamasi, dan Pancasila dalam arti sebenarnya,” katanya. Artinya, Poros Penyelamat-Indonesia Raya sudah oke? ”Yang itu ja­wabnya nanti saja,” kata Amien, menghindar.

Agus Supriyanto, Munawwaroh

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus