Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Nusa

10 Orang Meninggal Terkena Rabies di NTT Sepanjang 2025

Dinas Peternakan NTT mencatat sebanyak 2.149 kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR), dan 10 orang di antaranya meninggal.

15 Mei 2025 | 17.35 WIB

10 Orang Meninggal Terkena Rabies di NTT Sepanjang 2025
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Kupang - Kasus rabies di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi ancaman serius. Hingga Mei 2025, Dinas Peternakan NTT mencatat sebanyak 2.149 kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR), dan 10 orang di antaranya meninggal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Data tersebut disampaikan dalam acara workshop yang digelar Jakarta Animal Aid Network (JAAN) Domestic Indonesia di Hotel Harper Kota Kupang pada Kamis, 15 Mei 2025.

“Wisatawan akan berpikir dua kali untuk mengunjungi daerah yang tidak aman. Ini berpotensi menurunkan kunjungan dan pendapatan masyarakat,” kata Chief Operations and Program Development Officer JAAN Domestic Program, Merry Ferdinandez, dalam diskusi tersebut. 

Tren peningkatan gigitan hewan rabies terus meningkat. Sebagai perbandingan, pada tahun 2023 tercatat 20.705 kasus GHPR dan 35 kematian. Angkanya melonjak menjadi menjadi 30.046 kasus GHPR dengan 46 kematian pada 2025/ 

Status kejadian luar biasa (KLB) rabies pun telah diberlakukan sejak April 2023 di Kabupaten Sikka dan sejak Mei 2023 di Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Jka tidak mendapatkan perhatian serius, kata dia, selain mengancam kesehatan, rabies akan menghantam sektor pariwisata yang menjadi tulang punggung ekonomi lokal. "Berkurangnya penghasilan bagi pelaku usaha lokal, menciptakan efek domino terhadap kesejahteraan keluarga," ujarnya.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan NTT Melki Angsar mengatakan masyarakat harus menghentikan konsumsi daging anjing untuk mencegah rabies.

“Anjing bukan untuk dikonsumsi. Anjing rabies bisa menunjukkan perilaku gelisah, takut air, agresif, bahkan menyerang tanpa provokasi. Jika menggigit lebih dari satu kali dalam sehari, bisa dipastikan anjing itu sudah terinfeksi,” katanya.

Menurut dia, setelah terinfeksi, anjing rabies akan mati dalam waktu sekitar 14 hari. Manusia yang tergigit wajib menerima 4 kali suntikan vaksin rabies secara lengkap.

Kabupaten Sikka, kata dia, menjadi salah satu wilayah terdampak paling parah dengan 905 korban gigitan anjing sepanjang 2025, dan 4 di antaranya meninggal.

Tak hanya menyerang manusia dan hewan peliharaan, rabies juga ditemukan pada hewan ternak, seperti kasus sapi terinfeksi rabies di Bali pada 2023.

Mengingat populasi sapi potong di NTT mencapai 1,17 juta ekor, dampaknya terhadap sektor peternakan bisa sangat merugikan secara ekonomi. Pemerintah, kata dia, sedang menggerakan program "One Health, One Welfare", yaitu konsep terpadu yang menghubungkan kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan.

Adapun langkah strategis yang dilakukan dalam program tersebut seperti vaksinasi massal rabies untuk anjing dan kucing, pelatihan petugas medis hewan di seluruh kabupaten/kota, dan survei populasi dan pemetaan wilayah rawan rabies.

"Kampanye edukasi kepada masyarakat terkait bahaya rabies dan pentingnya kesejahteraan hewan juga dilakukan."

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus