Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Fatimah Az Zahra perlahan terus melangkahkan kaki untuk menggapai mimpinya untuk menjadi fashion designer atau desainer fesyen profesional. Di SMK NU Banat Kudus Jawa Tengah, Zahra belajar segala hal tentang fesyen dan menggelar fashion show.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Zahra bahkan rela merantau dari Jepara demi menempuh pendidikan di sekolah kejuruan khusus putri itu. Ia kini tengah belajar sebagai siswa kelas XII Program Keahlian Busana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya merantau dari Jepara dan tinggal di pesantren milik SMK. Waktu itu, saat saya meminta izin ke orang tua ingin masuk SMK, orang tua saya mengizinkan asal sekalian belajar ilmu agama juga. Alhamdulillah, SMK NU Banat juga ada fasilitas pesantrennya,” kata Zahra dikutip dari laman Vokasi Kemendikbud, Kamis, 23 November 2023.
Selama hampir tiga tahun menempuh pendidikan di SMK, sudah banyak acara fesyen yang Zahra ikuti. Di 2022, ia pernah Pagelaran Busana Vokasi di Grand City Mall, Surabaya. Di tahun yang sama, ia juga ikut event IN2MOTIONFEST di Jakarta Convention Center (JCC).
Zahra juga pernah mengikuti kegiatan di Semarang Fashion Trend pada Agustus lalu. Pada Oktober, ia dan tim juga mengikuti Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2024 di BSD Tangerang, Banten.
“Harapan terbesarku terkabul, yaitu aku bisa ambil bagian di MUFFEST 2023 untuk membawakan karya aku di The Westin Jakarta,” kata Zahra.
Dalam acara fesyen yang terakhir diikutinya, yaitu JMFW, Zahra menampilkan karya yang terinspirasi dari independent woman. "Lalu kita buat style-nya sporty casual gitu. Hal itu kenapa di pertunjukan kemarin kami lebih memakai sneakers dan earphone buat aksesorisnya," ujarnya.
Bagi Zahra, perjalanannya dari panggung ke panggung menjadi portofolio besar. Ia merasa pilihannya untuk bergabung di pendidikan vokasi, yaitu SMK adalah langkah yang tepat dan mendekatkan mimpinya menjadi desainer fesyen. Ia pun sudah merencanakan bisnis kecilnya di bidang fesyen, yaitu “Samoedra”.
Lilik Muflikah selaku Kepala SMK NU Banat Kudus mengatakan pihaknya berupaya untuk menghadirkan pendidikan berbasis industri, khususnya di bidang tata busana. SMK tersebut pun sering menjadi tolok ukur/benchmarking SMK tata busana yang ada di Indonesia.
“Langkah pertama yang kami ubah di tahun 2016 adalah kompetensi guru dan pembuatan bahan ajar agar sesuai dengan standar industri,” kata Lilik.
Lilik menjelaskan materi pembelajaran di SMK NU Banat Kudus disesuaikan antara Kurikulum Merdeka dan pembelajaran sesuai industri. Kelas X berfokus pada materi dasar mengenai desain dan menjahit, kelas XI praktik pembuatan brand fesyen, dan kelas XII pematangan mengenai kewirausahaan dan magang.
“Fesyen merupakan industri yang cepat berkembang. Kami pun memfasilitasi para guru untuk upskilling di industri dalam setahun 4-5 kali,” kata Lilik.
Sampai saat ini, siswa sekolah itu telah mengikuti berbagai macam acara fesyen, baik dalam maupun luar negeri. Baru-baru ini, SMK NU Banat Kudus pun telah mengikuti Jakarta Muslim Fashion Week Tahun 2024, Indonesia International Modest Fashion Festival Tahun 2023 dan Hongkong Fashion Week Tahun 2023. SMK NU Banat pun memiliki produk fesyen, yaitu Zelmira.