Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BURUH-BURUH pelabuhan mulai berbesar hati. Sekurang-kurangnya
demikian yang dirasakan mereka di Pulang Pisau (Kalimantan
Selatan), Banjarmasin dan Sarnarinda. Dirjen Perhubungan Laut,
Haryono Nimpuno, akhir bulan lalu secara beruntun telah
menghadiahkan sebanyak 454 buah rumah bagi para pekerja
pelabuhan yang biasa memakai baju seragam bertulisan UKA (Usaha
Karya) itu. Di Pulang Pisau dari 400 buah rumah yang
direncanakan baru 50 buah yang dibagi-bagikan. Sementara untuk
para buruh pelabuhan Banjarmasin dan Samarinda masing-masing 54
dan 350 buah.
Pelabuhan Pulang Pisau dewasa ini mempekerjakan 583 orang buruh.
Pelabuhan ini umumnya dipergunakan untuk lalu-lintas kayu
gelondongan yang dalarn 3 tahun belakangan ini semakin sibuk.
Sedangkan bagi 1.015 orang buruh pelabuhan Banjarmasin,
direncanakan akan dibuatkan 600 rumah meskipun baru sebagian
kecil saja yang diserahkan Dirjen Perhubungan Laut. Begitu pula
meskipun baru diselesaikan 350 buah rumah, tapi ,ntuk para
pekerja pelabuhan Samarinda, tak lama lagi akan dirampungkan
pula 400 buah rumah. "Semua ini baru tahap pertama", kata
Haryono Nimpuno ketika meresmikan rumah-rumah itu.
Rumah-ruman itu selain dilengkapi listrik rata-rata 300 wat,
terdiri dari 2 kamar tidur, ruang tamu, dapur dan kamar mandi
berdinding serta berlantai kayu dan beratap sirap. Para buruh
yang mendapat rumah terdiri dari mereka yang paling sedikit
telah bekerja S tahun di pelabuhan. Bila dalam waktu 15 tahun si
buruh bekerja terus-menerus, rumah itu akan dengan sendirinya
menjadi miliknya.
Anak-Anak Ayam
Tapi dengan rumah-rumah itu tak hanya akan meningkatkan prestasi
kerja para buruh pelabuhan. Menurut Newa Piara, Administratur
Pelabuhan Banjarmasin taraf hidup mereka juga menanjak. "Ini
karena sudah tidak ada sistim mandor lagi", ucap Haryono
Nimpuno. Dulu sebelum mereka tergabung dalam UKA, tiap bulan
penghasilan mereka hanya sekitar Rp 5.000 saja. Tapi sekarang
meloncat jadi rata-rata Rp 50.000. Sebagai diketahui para mandor
itu punya peranan cukup besar di kalangan para buruh pelabuhan.
Para mandor mengharuskan setiap anak buahnya menyetorkaul
seluruh pendapatannya. Berapa bagian imtuk si pekerja sepenuhnya
akan tergantung dari si mandor, entah ba gaimana ia membuat
ketentuan. Tapi sekarang semua upah yang didapat langsung masuk
ke dalam kantong sang buruh.
Belum cukup itu saja. Masih menurut Dirjen Perhubungan Laut,
selain pendapatan dan perumahan, bagi para buruh pelabuhan juga
akan diberikan asuransi kecelakaan, pendidikan dan latihan,
kesehatan dan pesangon bagi mereka yang terkena peremajaan.
Bahkan di Samarinda di samping meresmikan proyek perumahan,
Haryono Nimpuno juga menyerahkan 100 ekor anak ayam. "Ini untuk
modal pertama Koperasi Karyawan Maritim", ucapnya sambil
menyatakan berdirinya koperasi bagi para pekerja pelabuhan itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo