Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, mengaku sudah lama berminat pada budaya Indonesia, bahkan sebelum terjun ke dunia politik. Dalam acara serah terima jabatan di Gedung Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)—kini dipecah menjadi tiga kementerian—Fadli mengaku mengoleksi 8 ribu wayang, menjadikannya pemegang rekor kolektor wayang terbesar di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Jadi saya memang punya passion di situ (budaya),” katanya pada Senin, 21 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Fadli Zon menjalani proses pisah-sambut jabatan bersama dua figur lainnya, yaitu Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Satryo Soemantri Brodjonegoro; serta Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti. Ketiganya tiba di Kantor Kemendikbudristek pada pukul 12.20 WIB, Senin siang, usai dilantik oleh Presiden Prabowo di Istana Negara.
Tak sebatas mengoleksi wayang, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini juga membanggakan perpustakaan pribadinya yang diisi dengan 125 ribu koleksi buku. Sebanyak 50 ribu buku, dari jumlah tersebut, berisi cerita silat. Ada juga ribuan koleksi komik.
Fadli juga menyinggung soal posisi Ketua Umum Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI) yang diembannya selama tujuh tahun terakhir. “Kita menjadikan keris ini salah satu bagian dari satu perwakilan ekspresi budaya, yang mungkin (merupakan) campuran dari berbagai macam seni,” tuturnya.
Menurut dia, kebudayaan juga bisa digolongkan sebagai kekayaan nasional Indonesia, selain sumber daya alam seperti nikel, batu bara, gas, dan minyak. Fadli mengingatkan soal pentingnya temuan-temuan arkeologis yang menunjukkan peradaban Indonesia sejak zaman prasejarah. Penemuan fosil manusia purba, seperti Meganthropus paleojavanicus dan Pithecanthropus erectus, serta lukisan prasejarah di Goa Leang-Leang yang berusia lebih dari 52 ribu tahun, turut menjadi warisan kekayaan budaya.
“Peradaban kita ini boleh dibilang peradaban tertua di dunia,” kata Fadli.