Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Forum Bu Nyai Kampung Sarankan Khofifah Mundur dari Pilgub Jatim

Sebagai Ketua Umum PP Muslimat Khofifah dinilai tak etis karena seharusnya fokus pada gerak dakwah, tidak justru ke politik dan maju Pilgub Jatim.

8 November 2017 | 06.30 WIB

Khofifah Indar Parawansa menghadiri istigosah kubro di pesantren Amanatul Ummah, Pacet, Mojokerto, 4 November 2017. Istigosah ini dihadiri lebih dari 1.000 pengurus dan anggota Muslimat NU se-Kabupaten Mojokerto. TEMPO/ISHOMUDDIN
Perbesar
Khofifah Indar Parawansa menghadiri istigosah kubro di pesantren Amanatul Ummah, Pacet, Mojokerto, 4 November 2017. Istigosah ini dihadiri lebih dari 1.000 pengurus dan anggota Muslimat NU se-Kabupaten Mojokerto. TEMPO/ISHOMUDDIN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, SURABAYA- Forum Silaturahmi Bu Nyai Kampung Jawa Timur menyarankan Khofifah Indar Parawansa segera mundur dari jabatannya sebagai Menteri Sosial dan Ketua Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama seiring pernyataannya maju di Pilkada Jatim.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Beliau ke sejumlah daerah sudah mengakui kalau maju sebagai calon Gubernur Jatim sehingga harus dibedakan tujuannya," ujar Ketua Forum Silaturahmi Bu Nyai Kampung Jatim Elly Chusmala Dani kepada wartawan di Surabaya, Selasa 7 November 2017.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut dia, tidak etis jika seorang Ketua Umum PP Muslimat yang seharusnya fokus pada gerak dakwah, tidak justru ke politik.

"Dalam AD/ART NU, juga disebutkan jika ketua yang dihasilkan dari kongres maka jika terlibat politik praktis harus mengundurkan diri. Berbeda dengan pengurus lainnya yang dipilih tim formatur," ucapnya.

Selain itu, jika tidak mengundurkan diri maka dikhawatirkan Muslimat akan kehilangan muruahnya sebagai organisasi keagamaan, karena ketua umumnya terlalu aktif berpolitik, khususnya sebagai calon Gubernur Jatim.

"Kami menghargai Bu Khofifah maju di Pilkada, tapi harapan kami agar beliau mundur agar tidak tumpang tindih, mana menjalankan tugas negara dan mana sosialisasi Pilkada," katanya.

Di sisi lain, Koordinator Forum Komunikasi Kiai Kampung Jawa Timur (FK3JT) KH Fahrurrozi mengkritik pernyataan Pengasuh Ponpes Amanatul Ummah Mojokerto KH Asep Saifuddin Chalim.

Kiai Asep sebelumnya menyatakan hukum mendukung Khofifah Indar Parawansa adalah "fardhu ain" atau wajib yang disampaikannya di hadapan sejumlah kiai dan ribuan anggota jamaah Muslimat NU saat Istighosah Kubro di Ponpes Amanatul Ummah di Pacet, Kabupaten Mojokerto.

"Menurut saya, Pilkada Jatim itu adalah urusan dunia dan tidak perlu mengaitkan dengan hukum agama, yakni hukum 'fardhu 'ain'. Itu sangat keliru bagi saya dan wajib ditarik pernyataannya karena sudah meresahkan umat," katanya.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus