Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Gus Muwafiq Menuai Kontroversi, Ini Sosok dan Jejak Ceramahnya

Ahmad Muwafiq alias Gus Muwafiq belakangan mendapat sorotan lantaran ceramahnya dianggap menghina Nabi Muhammad SAW.

4 Desember 2019 | 05.10 WIB

Pendakwah Ahmad Muwafiq alias Gus Muwafiq melambaikan tangan sebelum memberikan ceramah kebangsaan di gedung KPK, Rabu, 20 November 2019. Diselingi guyonan, Gus Muwafiq berceramah mengenai sejarah Indonesia hingga kekayaan budaya yang ada di Indonesia. Salah satu topik yang dia singgung ialah soal akulturasi budaya Islam dan Indonesia.  TEMPO/Imam Sukamto
Perbesar
Pendakwah Ahmad Muwafiq alias Gus Muwafiq melambaikan tangan sebelum memberikan ceramah kebangsaan di gedung KPK, Rabu, 20 November 2019. Diselingi guyonan, Gus Muwafiq berceramah mengenai sejarah Indonesia hingga kekayaan budaya yang ada di Indonesia. Salah satu topik yang dia singgung ialah soal akulturasi budaya Islam dan Indonesia. TEMPO/Imam Sukamto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Ahmad Muwafiq alias Gus Muwafiq belakangan mendapat sorotan lantaran ceramahnya dianggap menghina Nabi Muhammad SAW.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Front Pembela Islam atau FPI melaporkan Gus Muwafiq ke polisi karena ucapannya itu, meski ditolak karena kurang syarat.

Gus Muwafiq sudah minta maaf atas ucapannya lewat sebuah video yang diunggah di media sosial. "Dengan senang hati saya banyak diingatkan oleh kaum muslimin dan warga bangsa Indonesia yang begitu cinta Rasulullah. Saya sangat mencintai Rasulullah, siapa kaum muslimin yang tidak ingin Rasulullah?" ujar dia.

Pangkal polemik ini adalah saat Muwafiq mengisahkan tentang kelahiran Nabi Muhammad SAW dan kehidupannya di masa kecil. Ia menyebut Nabi lahir biasa saja.

Sebab jika terlihat bersinar maka ketahuan oleh bala tentara Abrahah. Muwafiq dalam ceramahnya juga menyebut Nabi saat kecil rembes karena ikut kakeknya. Pernyataan inilah yang kemudian dianggap menghina Nabi Muhammad SAW. Muwafiq sendiri menilai ceritanya itu adalah bentuk improvisasi untuk menjelaskan ke kaum milenial

Muwafiq Lahir di Lamongan pada 2 Maret 1974. Ia sudah aktif menjadi anggota perkumpulan mahasiswa sejak kuliah di UIN Kalijaga, Yogyakarta. Puncaknya, saat ia menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Mahasiswa Islam se-Asia Tenggara.

Setelah lulus kuliah, Gus Muwafiq sempat menjadi asisten pribadi Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Rambut gondrong menjadi ciri khas pengasuh pondok pesantren di Sleman, Yogya ini.

Dalam salah satu wawancara dengan media, Muwafiq menceritakan bahwa sudah sejak kecil membiarkan rambutnya gondrong. Dia bilang kalau dipotong rambutnya, dia akan meriang.

Dalam banyak ceramahnya, Muwafiq sering membahas soal agama, sejarah Islam dan politik. Yang membuatnya tak biasa, ia kerap mengambil perbandingan menggunakan serial kartun, seperti Naruto dan Samurai-X.

Muwafiq pernah diundang untuk mengisi ceramah Maulid Nabi di Istana Bogor pada 2018. Di depan Presiden Joko Widodo dan para menteri, ia menjelaskan bagaimana penyebutan istilah dalam Islam bisa berbeda-beda di setiap negara.

Dalam ceramahnya di Komisi Pemberantasan Korupsi, 20 November 2019, Muwafiq bercerita tentang akulturasi Islam dengan budaya Indonesia. Proses itu, kata dia, menghasilkan Islam nusantara.

Kiai Nahdlatul Ulama itu juga bercerita tentang sejarah dunia. Seperti, bagaimana pengaruh budaya Yunani masuk ke Indonesia dengan berdirinya kerajaan-kerajaan. "Mereka (orang Yunani), tahu bangsa Indonesia itu bangsa besar," kata Gus Muwafiq.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus