Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Hari Kampanye, Risma-Whisnu Pilih ke Makam

Tri Rismharini-Whisnu Sakti Buana lebih memilih nyekar ke makam Ir H Soetjipto dibanding menggelar kampanye akbar hari ini

22 November 2015 | 21.15 WIB

Calon Walikota Surabaya Tri Rismaharini (kanan) dan pasangannya calon Wakil Walikota Surabaya Wisnu Sakti Buana (kiri) membaca buku yang dibagikan KPK ketika mengikuti pembekalan dan deklarasi calon kepala daerah dan penyelenggara Pilkada Jatim di Unesa,
Perbesar
Calon Walikota Surabaya Tri Rismaharini (kanan) dan pasangannya calon Wakil Walikota Surabaya Wisnu Sakti Buana (kiri) membaca buku yang dibagikan KPK ketika mengikuti pembekalan dan deklarasi calon kepala daerah dan penyelenggara Pilkada Jatim di Unesa,

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Surabaya- Tim pemenangan pasangan calon inkumben, Tri Rismharini-Whisnu Sakti Buana lebih memilih nyekar ke makam Mantan Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat PDIP, Ir H Soetjipto dibanding menggelar kampanye akbar yang seharusnya dilakukan pada hari ini, Minggu, 22 November 2015. Prosesi nyekar itu dipimpin langsung oleh Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto di Taman Pemakaman Umum (TPU) Keputih, Kecamatan Sukolilo, Surabaya.

Seluruh pengurus DPC PDIP Surabaya, anggota DPRD dari Fraksi PDIP, tim pemenangan dan relawan Risma-Whisnu ikut nyekar ke makam Bapak kandung Calon Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana itu. Mereka menggelar tahlil dan doa bersama menjelang Pilkada Surabaya, bahkan sebagian besar dari mereka terlihat serius memanjatkan doanya.

Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, mengatakan proses nyekar itu menjadi salah satu hal penting yang biasa dilakukan oleh orang jawa, apalagi menjelang pelaksanaan Pilkada Surabaya pada 9 Desember mendatang, sehingga dia menganggap sangat penting proses semacam itu. “Nyekar ke makam tokoh, makam ulama atau orang tua itu sangat penting bagi orang jawa,” kata Hasto kepada wartawan sebelum berangkat ke TPU Keputih.

Sementara itu, Calon Wakil Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana, mengatakan acara nyekar itu merupakan bukti rasa berbakti anak kepada orang tuanya yang telah meninggal, karena dia sebagai anak dan sebagai kader PDIP tidak akan pernah melupakan jasa-jasa bapaknya itu. “Apalagi menjelang Pilkada Surabaya,” kata dia.

Menurut Whisnu, di masa kampanye Pilkada Surabaya ini, pihaknya telah melakukan berbagai terobosan, termasuk tidak mengambil jatah kampanye akbar yang telah ditetapkan oleh KPU Kota Surabaya pada hari ini, sehingga dia ingin mengubah metode kampanye pengerahan massa, dengan blusukan menyapa warga secara langsung, sehingga bisa terjadi komunikasi dua arah untuk memperbaiki Kota Surabaya kedepannnya. “Tapi kalau menggelar kampanye akbar, selain terkesan hura-hura, yang didapat hanya janji-janji kampanye saja," ujarnya.

Oleh sebab itu, dia berjanji akan lebih memanfaatkan turun ke masyarakat untuk mendengarkan berbagai keluhan mereka, sehingga keluhan itu bisa menjadi masukan pada masa kepemimpinannya nanti.

MOHAMMAD SYARRAFAH

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Agung Sedayu

Agung Sedayu

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus