Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Hujan Iringi Proses Evakuasi Hari Terakhir Korban Hilang di Palu

Proses evakuasi korban gempa Palu akan dihentikan sore ini seiring dengan berakhirnya masa tanggap darurat bencana.

11 Oktober 2018 | 13.52 WIB

Tim SAR melakukan pencarian korban dengan alat berat di lokasi terdampak pergerakan atau pencairan tanah (likuifaksi) akibat gempa Palu di Petobo, Sulawesi Tengah, Rabu, 10 Oktober 2018.  Penghentian pencarian korban meninggal akan berlaku untuk Kelurahan Petobo dan Balaroa di Palu serta Jono Oge di Sigi. ANTARA
Perbesar
Tim SAR melakukan pencarian korban dengan alat berat di lokasi terdampak pergerakan atau pencairan tanah (likuifaksi) akibat gempa Palu di Petobo, Sulawesi Tengah, Rabu, 10 Oktober 2018. Penghentian pencarian korban meninggal akan berlaku untuk Kelurahan Petobo dan Balaroa di Palu serta Jono Oge di Sigi. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Hujan deras mengiringi jalannya proses evakuasi hari terakhir korban bencana gempa Palu di Desa Balaroa, Palu Barat, Sulawesi Tengah, Kamis, 11 Oktober 2018. Cuaca yang kurang mendukung membuat tim harus menghentikan pencarian sementara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"Masih ada ratusan korban yang belum ditemukan di Balaroa," kata Ketua Tim 5 Balikpapan Badan SAR Nasional (Basarnas) Dwi Adi Wibowo saat ditemui di Balaroa, Kamis siang, 11 Oktober 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dwi mengatakan proses pencarian korban di Balaroa relatif sulit karena terkendala kondisi reruntuhan bangunan yang berlapis-lapis. Hingga hari ini, tim lapangan yang terdiri atas empat kelompok berhasil menemukan tujuh korban. Di antara tujuh korban, hanya satu yang ditemukan utuh dengan ciri-ciri orang dewasa dan berjenis kelamin perempuan.

Sedangkan sisanya hanya berupa potongan tubuh, seperti kepala dan kaki. Tiga korban adalah orang dewasa, dua korban anak-anak, dan satu korban tidak teridentifikasi.

Dwi mengatakan proses ini akan diakhiri nanti sore. Setelah proses evakuasi korban berakhir hari ini, tim akan membantu masa transisi, yakni membersihkan puing-puing bangunan.

Untuk sementara, warga pun dilarang mendekat ke lokasi terdampak gempa itu. "Takut ada bakteri dan penyakit dari mayat-mayat yang tertimbun," kata Dwi. Selain itu, pecahan kaca, paku yang berserakan, serta kawat-kawat tajam di lokasi akan membahayakan orang awam yang melintas.

Balaroa merupakan salah satu area yang cukup parah terdampak gempa. Ratusan rumah diperkirakan hancur dan ribuan orang mengungsi. Adapun sekitar 300 orang meninggal telah dievakuasi hingga hari terakhir masa tanggap bencana.

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus