Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Imigrasi Sebut 80 Orang Masuk DPO Terkait ISIS

Menurut pihak Imigrasi, dari total 297 DPO terkait dengan terorisme, 80 orang dicari khusus dalam kaitan dengan ISIS.

26 Januari 2016 | 16.37 WIB

Infografis "Menuju Wilayah ISIS". (Ilustrasi: Imam Yunni)
Perbesar
Infografis "Menuju Wilayah ISIS". (Ilustrasi: Imam Yunni)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM Ronny F. Sompie mengatakan 80 orang masuk daftar pencarian orang (DPO) Markas Besar Kepolisian RI karena terkait dengan Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS. "Dari total 297 DPO terkait dengan terorisme, 80 orang dicari khusus dalam kaitan dengan ISIS," kata dia di kantornya pada Selasa, 26 Januari 2016.

Menurut Ronny, total 297 DPO itu didominasi warga Indonesia. Sebanyak 80 persen dari jumlah tersebut merupakan WNI. Sedangkan sisanya adalah warga negara asing.

Dengan banyaknya jumlah DPO terkait dengan terorisme, Direktorat Jenderal Imigrasi mencegah masuknya teroris dengan mengandalkan manajemen sistem informasi. "Kami mengandalkan sistem informasi yang sudah online untuk membentengi negara," ujarnya.

Dalam sistem informasi tersebut, Direktorat Jenderal Imigrasi sudah memasukkan data DPO dan orang-orang yang dicekal untuk bepergian ke luar atau dalam negeri. "Ketika mereka membuat paspor lalu diidentifikasi sistem kami, pasti kami tolak," tuturnya.

Pencegahan terorisme juga dilakukan dengan melakukan pengawasan di perbatasan luar, seperti di kantor imigrasi bandara serta di perbatasan. Khusus perbatasan darat, Imigrasi memiliki empat wilayah pengawasan utama, yakni di Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Papua, dan Nusa Tenggara Timur. 

Khusus di sekitar kabupaten dan kota, pengawasan dilakukan dengan bekerja sama dengan Babinkamtibnas, Babinsar, serta kepala daerah. Pengawasan tersebut tidak hanya terbatas pada WNI, tapi juga warga asing yang ada di Indonesia. 

VINDRY FLORENTIN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Anton Aprianto

Anton Aprianto

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus