Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta ada upaya yang lebih terintegrasi dalam menangani masalah stunting. Jokowi meminta pemerintah bekerja keras mencapai target 14 persen dalam menurunkan angka prevalensi stunting, walau terkesan ambisius.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Presiden bersama Ibu Negara Iriana Jokowi meninjau dua titik posyandu di Jakarta dan Bogor pada Selasa pagi, 11 Juni 2024. Kepala negara meninjau upaya pencegahan stunting di Posyandu Wijaya Kusuma, Kecamatan Tanah Sareal Bogor, dan Posyandu Taman Sawo, di Kebayoran Baru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Stunting masalah yang harus kita selesaikan,” kata Jokowi usai meninjau lokasi di Kebayoran Baru. “Kerja bareng-bareng, kerja bersama, kerja terintegrasi, kerja terkonsolidasi sehingga hasilnya akan kelihatan.”
Eks Gubernur Jakarta ini mengingatkan stunting tidak hanya urusan makanan, tambahan gizi. Melainkan menyangkut sanitasi hingga lingkungan yang berpengaruh terhadap masalah air. Jokowi mengungkit pada 2014 angka prevalensi stunting di Indonesia mencapai 37 persen, tapi kemudian selama 9 tahun turun menjadi 21 persen.
Angka prevalensi stunting di Indonesia hanya turun tipis 0,1 persen. Dari 21,6 persen pada 2022 menjadi 21,5 persen pada 2023. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan satu penyebabnya adalah belum ditemukan model implementasi yang sesuai dari program-program yang telah dilaksanakan.
"Masalah eksekusi di lapangannya, implementasi di lapangannya, itu belum ketemu model implementasi di lapangan yang pas. Nah itu yang sekarang sedang kita cari model pas-nya itu apa," kata Budi di Jakarta Rabu, 8 Mei 2024, dikutip Antara.