Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi masih enggan menanggapi kritikan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Anies diketahui mengkritik kebijakan Jokowi yang memberi subsidi kendaraan atau mobil listrik.
Ditemui usai menghadiri acara Musyawarah Rakyat di Istora Senayan, Jakarta, Ahad, 14 Mei 2023, Jokowi hanya tersenyum saja ketika ditanyakan soal kritik Anies. Jokowi juga tidak menjawab apakah dia khawatir Anies yang kini jadi calon presiden dari Koalisi Perubahan (NasDem, Demokrat, PKS) tidak akan melanjutkan program yang sudah dibuatnya.
Jokowi menjawab berbagai pertanyaan sebelumnya, mulai dari soal capres cawapres usulan Musra, kriteria pemimpin ke depan, hingga soal prestasi kontingen Indonesia di Sea Games Kamboja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dalam acara Musra, Jokowi menilai pentingnya memilih pemimpin secara tepat di 2024 karena Indonesia memasuki masa krusial bonus demografi 13 tahun mendatang. Begitu keliru memilih pemimpin yang tepat untuk 13 tahun ke depan, kata dia, maka hilanglah kesempatan menjadi negara maju. "Sangat perlu," kata dia dikonfirmasi selepas acara.
Sebelumnya Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengajak Anies bertemu untuk membahas soal mobil listrik (electric vehicle/EV). "Suruh dia datang ke saya nanti biar saya jelasin sama dia bahwa itu enggak benar omongannya itu," kata Luhut di acara Hilirisasi dan Transisi Energi Menuju Indonesia Emas, di The Westin Jakarta, Selasa 9 Mei 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Meski tidak menyebut secara langsung nama Anies Baswedan, namun dari pernyataannya, Luhut menyinggung siapa pun yang mengkritik kebijakan pemerintah, termasuk Anies. "Siapa yang berkomentar saya enggak tahu mengenai itu," kata Luhut Pandjaitan.
"Sebenarnya gini, ya, mengenai mobil listrik ini sudah ada studi yang komprehensif, jadi saya kira seluruh dunia bukan hanya kita, jadi jangan kita melawan arus dunia juga," tambah Luhut.
Sebelumnya, Anies Baswedan mengkritik kebijakan pemerintah menggelontorkan subsidi kendaraan listrik. Pemberian subsidi, menurut dia, bukan solusi masalah lingkungan hidup seperti polusi udara. Apalagi ketika pemilik kendaraan listrik adalah kalangan yang tidak memerlukan subsidi.
Anies merujuk data emisi karbon mobil listrik per kapita per kilometer lebih tinggi dari emisi karbon bus berbahan bakar minyak (BBM). “Kenapa itu bisa terjadi? Karena bus memuat orang banyak sementara mobil (listrik) memuat orang sedikit," katanya.
Berbekal pengalamannya saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, kata Anies, pemberian subsidi mobil listrik yang kurang tepat justru hanya akan menambah kemacetan di jalanan.
Jadi, menurut Anies, yang seharusnya didorong ke depan adalah demokratisasi sumber daya bahwa pemerintah mengarahkan agar sumber daya yang dimiliki negara diberikan melalui sektor-sektor yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat banyak. "Bukan semata-mata mendapatkan perhatian dalam percakapan sosial media," kata dia.
Pilihan Editor: Para Menteri Jokowi Respons Kritik Anies Baswedan Soal Mobil Listrik, Begini Katanya