Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Banyumas, Azis Kusumawardani mengatakan bahwa Djarum Foundation telah melanggar aturan dengan melekatkan tulisan produk hasil tembakau alias rokok kepada peserta Audisi Umun Beasiswa Bulu Tangkis di GOR Satria, Purwokerto.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut dia, seharusnya logo Djarum tidak boleh dipasang pada anak-anak peserta ajang pencarian bibit pebulutangkis muda. "Nggak boleh itu (tulisan Djarum di nomor punggung), nanti saya ingatkan," ujar Azis kepada Tempo, Senin, 9 September 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut Azis, hasil pertemuan di Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenkopolhukam) telah disepakati beberapa poin. Ia menyebutkan pertama tidak memakai nama Djarum dalam judul kegiatan seleksi bagi atlet bulu tangkis usia anak.
"Kedua tidak memakai kan kaos yang ada tulisan Djarum ke anak-anak," ungkap dia.
Meski tidak lagi memakai nama Djarum dalam kegiatan Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis di Purwokerto, 8 September 2019, masih terdapat beberapa nama Djarum yang tersebar di arena seleksi pebulutangkis muda itu. Nama Djarum masih terdapat pada nomor punggung peserta yang berusia anak.
Logo Djarum Foundation masih terpasang di kaos panitia pelaksana. Selain itu, kaos yang dikenakan legenda bulu tangkis yang menghadiri audisi itu juga masih ada tulisan Djarum Foundation. Papan sponsor yang berada di dalam GOR Satria masih terlihat ada tulisan Djarum Foundation.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menganggap bahwa keberadaan logo Djarum di Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis di Puwokerto telah melanggar aturan. Komisioner KPAI, Sitti Hikmawatty mengatakan bahwa berdasarkan regulasi Audisi Bulutangkis untuk anak tidak boleh sama sekali terdapat logo produk tembakau atau rokok. "Secara regulasi zero, tidak boleh dimunculkan (logo Djarum)," ujar Sitti di Purwokerto, Ahad, 8 September 2019.
Djarum Foundation, kata Sitti sempat ingin menawar bahwa logo Djarum yang seperti Audisi di Bandung bakal dikurangi sebanyak 50 persen. Menurut dia, itu disampaikan oleh Djarum Foundation dalam pertemuan di Kementerian Koordinator Politik Hukum, dan Keamanan (Kemenkopolhukam).
"Dari Kota Purwokerto (Dinas Pemuda dan Olahraga) langsung mengatakan indikator di bawah 50 persen itu apa, standar dari mana, terhadap apa, itu kan panjang pembahasan, ya sudah kita bahas secara teknis," ungkap dia menjelaskan.
Sebelumnya, Djarum Foundation menyatakan akan menghentikan Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis. Direktur Program Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, mengatakan audisi bulu tangkis tahun 2019 menjadi yang terakhir kalinya digelar.
Menurut Yoppy, dihentikannya audisi badminton Djarum karena atas permintaan pihak terkait. Ia tak menjelaskan secara detail ihwal pihak terkait tersebut. "Pada audisi kali ini kami menurunkan semua brand PB Djarum. Karena dari pihak PB Djarum sadar untuk mereduksi polemik itu kami menurunkannya," kata dia dalam konfrensi pers di Hotel Aston, Purwokerto, Sabtu, 7 September 2019.