Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga korban kerusuhan Mei 1998 menabur bunga mawar di pelataran Citra Mall, Jalan I Gusti Ngurah Rai, Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur, Sabtu, 14 Mei 2016. Mereka berjumlah sekitar 30 orang yang didominasi ibu-ibu.
Sejak pukul 08.00 WIB, mereka berdoa untuk anak dan saudaranya yang meninggal dalam peristiwa kebakaran di pusat perbelanjaan yang dulu bernama Yogya Plaza, Klender. Mereka kebanyakan tinggal di Kelurahan Penggilingan, Kampung Bulak, Klender, dan Kampung Pulo. Beberapa di antaranya juga tinggal di belakang mal tersebut.
Ruyati Darwin, 70 tahun, mengatakan acara doa bersama ini rutin diadakan setiap tahun sejak 1999. Dalam kerusuhan tersebut, Ruyati harus kehilangan anak sulungnya, Eten Karyana, yang pernah belajar di Fakultas Sastra Prancis Universitas Indonesia.
"Sudah 18 tahun, tapi kasus ini belum tertangani," ucap Ruyati. Ia menagih janji Presiden Joko Widodo yang ingin menuntaskan kasus tersebut. "Ibu-ibu ini sudah capek.”
Peristiwa kerusuhan dan kekerasan pada 13, 14, dan 15 Mei 1998 diperkirakan merenggut ribuan nyawa. Hasil investigasi Kontras yang disiarkan pada 2014 mencatat 1.190 orang tewas dan 27 lain terluka akibat senjata tajam dalam kejadian itu.
Mal Klender adalah salah satu tempat kerusuhan yang parah. Waktu itu mal ini dijarah dan dibakar. Ratusan orang yang berada di dalamnya terperangkap dan terbakar hidup-hidup.
REZKI ALVIONITASARI | PRAGA UTAMA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini