Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Keadilan Sejahtera atau DPW PKS DKI Jakarta, Khoirudin, membenarkan dirinya masuk dalam bursa pencalonan bakal calon gubernur Daerah Khusus Jakarta di Pilkada 2024 dari internal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Iya saya masuk (bursa pencalonan bacagub),” kata Khoirudin saat dikonfirmasi, Kamis, 2 Mei 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Khoirudin tidak sendiri. Ia diusulkan bersama dua kader PKS lain, yakni Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Mohamad Sohibul Iman dan anggota DPR RI Mardani Ali Sera. Sebelumnya nama Presiden PKS Ahmad Syaikhu juga diusulkan. Namun Syaikhu menolak dan memilih menjadi komandan tim pemenangan partai.
"Saya serahkan mekanisme yang ada, tapi saya sendiri lebih berkepentingan menjadi komandan untuk memenangi Pilkada Serentak 2024," kata Syaikhu di Jakarta, Selasa, 30 April 2024.
Dia menyebutkan PKS telah menyiapkan kader-kader terbaik untuk Pilkada Jakarta. Dia meyakini kompetensi para kader itu lebih baik dari dirinya.
Mengenai siapa sosok yang akan diusung PKS, Syaikhu mengatakan masih menunggu usulan dari DPW PKS Jakarta.
Kendati sudah memiliki tiga kader internal, Ketua DPW PKS DKI Khoirudin mengatakan PKS mengatakan calon pendamping bacagub masih dalam proses.
PKS bebas mengusung calon gubernur Jakarta untuk Pilkada 2024 setelah meraup suara tertinggi di DPRD Jakarta. PKS mendapatkan suara sebesar 1.012.028 atau sekitar 16,68 persen dari total 6.067.241 suara sah dalam pemilihan legislatif kemarin.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PKS Aboe Bakar Alhabsyi mengatakan partainya memiliki banyak sosok yang dapat didorong maju dalam bursa Pilkada Jakarta, termasuk Syaikhu.
"Ada Sohibul Iman, Hidayat Nur Wahid, Tifatul Sembiring, Mardani Ali Sera, dan Ahmad Syaikhu," kata Aboe setelah bertemu elite PKB di Jakarta, Kamis, 25 April lalu.
Pilihan Editor: Partai Gelora Tolak PKS Gabung Prabowo, Alasan yang Mengemuka dan Luka Konflik Internal Masa Lalu
EKA YUDHA SAPUTRA | ANTARA