Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menceritakan ihwal dia dan saudara-saudaranya yang tak bisa berkuliah pada masa Orde Baru karena merupakan anak dari presiden pertama RI, Sukarno.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Banyak yang nggak boleh kuliah termasuk saya, kakak saya, adik saya. Saya sendiri bingung itu alasan enggak boleh kuliah kenapa? Karena anaknya Bung Karno. Lucu ya," ujar dia
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sukarno, kata Megawati, pun meminta dia untuk belajar secara otodidak. "Bapak saya hanya bilang, kamu punya ini (menunjuk kepala). Gunakan ini. Otodidak. Cari pengetahuan di mana saja," ujar dia.
Megawati meminta para peserta Rakernas IV PDIP itu memanfaatkan teknologi untuk belajar secara otodidak. "Sekarang ini sudah ada Youtube, Google dan lain sebainya. Tinggal buka. Nah kok enggak belajar dari situ sih coba. Manfaatnya luar biasa," ujar dia.
Megawati mengaku sedih kenyamanan setelah merdeka justru membuat orang malas berpikir. "Saya suka mikir bapak saya apa enggak mikirin dulu bahwa setelah merdeka itu ada efek samping yang negatif. Orang lalu merasa kenyamanannya sudah makin besar, ya sudah orang sudah merdeka, ya sudah malah enggak bisa mikir," ujar dia.
Megawati menekankan pentingnya menggunakan otak untuk berpikir. "Kita itu diberi Allah SWT itu kepintaran pada manusia. Kita beda dengan makhluk lainnya. Kalau tidak digunakan, lalu buat apa?" ujar dia.
Sebelumnya, Megawati pernah membantah jika dirinya drop out dari kuliah. Ia diketahui pernah mengenyam bangku kuliah di Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran. Megawati menyatakan memiliki nilai tinggi ketika berkuliah. Namun ia tak bisa kuliah hingga rampung di era pemerintahan Soeharto kala itu karena statusnya sebagai anak Sukarno.
"Saya tidak drop out, angka saya tinggi. Saya enggak boleh kuliah zaman Pak Harto, itu aja, karena saya anak Bung Karno," ujar Megawati di acara dialog kebangsaan yang digelar Universitas Negeri Jakarta, Selasa, 10 November 2020.
HAN REVANDA PUTRA | BUDIARTI UTAMI PUTRI