Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Johnny G. Plate menjelaskan maksud ketua umumnya, Surya Paloh yang dianggap melempar sinyal bakal menjadi oposisi di pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi - Ma'ruf Amin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Johnny mengatakan, yang dimaksud Surya adalah NasDem akan mengambil posisi kritis konstruktif jika fungsi pengawasan dan penyeimbang di parlemen tak berjalan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"NasDem akan memainkan posisi kritis konstruktif jika checks and balances di DPR RI tidak berjalan dengan baik," kata Johnny melalui pesan, Senin, 21 Oktober 2019.
Johnny menerangkan posisi itu akan diambil jika tak ada yang menjalankan peran tersebut di parlemen. Namun, apabila sudah ada fraksi yang menjalankan fungsi kritik ke Jokowi, dia menyebut partainya akan bertindak sebaliknya.
"Jika peran itu dapat dilakukan oleh rekan fraksi lainnya maka kami akan menjadi garda kebijakan pemerintah di parlemen," ujarnya.
Johnny mengatakan NasDem adalah partai pengusung utama Jokowi di Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019. Dia mengatakan Nasdem akan mengawal kebijakan Jokowi hingga 2020.
Sebelumnya beredar anggapan bahwa Surya Paloh melempar sinyal menjadi oposisi jika semua partai merapat ke kabinet. Pernyataan Surya itu ditayangkan di salah satu stasiun televisi nasional. Johnny menegaskan, konteks ucapan bosnya itu adalah menjalankan fungsi pengawasan di Dewan Perwakilan Rakyat dengan kritis dan konstruktif.